Langsung ke konten utama

ANTROPOLOGI OLAHARAGA



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang

Antropologi, khususnya antropologi olahraga  adalah salah satu disiplin ilmu social yang menjadi penopang dari Ilmu Keolahragaan. Kontribusi yang diberikan disiplin ilmu ini adalah pada pengembangan wawasan, cara pandang, pengetahuan dan analisis suatu kegiatan olahraga yang dilakukan masyarakat ditinjau dari cara pandang social budaya perkembangan masyarakat dari satu masa ke masa lain, pada semua tingkat pekembangan peradaban dan kebudayaan masyarakat. Pembahasan Antropologi Olahraga adalah lebih menekankan pada studi yang bersifat sistematik mengenai kegiatan olahraga dari perspektif cross-cultural. Antropologi olahraga merupakan suatu upaya untuk memahami maupun menerapkan pemahaman cross-cultural ini dalam analisis problema-problema sosial masyarakat yang berhubungan dengan kegiatan olahraga
filsuf China; Lao Chai, pernah berkata bahwa suatu perjalanan yang bermil-mil jauhnya dimulai dengan hanya satu langkah. Pembaca dari materi ini juga baru memulai suatu langkah ke dalam lapangan dari suatu bidang ilmu yangdisebut dengan Antropologi. Benda apa yang disebut dengan Antropologi itu? Beberapa atau bahkan banyak orang mungkin sudah pernah mendengarnya.Beberapa orang mungkin mempunyai ide-ide tentang Antropologi yang didapatmelalui berbagai media baik cetak maupun elektronik.Beberapa orang lagi bahkan mungkin sudah pernah membaca literatur-literatur atau tulisan-tulisan tentang Antropologi. Banyak orang berpikir bahwa para ahli Antropologi adalah ilmuwan yang hanya tertarik pada peninggalan-peninggalan masa lalu; Antroplogi bekerja menggali sisa-sisa kehidupan masa lalu untuk mendapatkan pecahan guci-guci tua, peralatan-peralatan dari batu dan kemudian mencoba memberi arti dari apa yang ditemukannya itu. Pandangan yang lain mengasosiasikan Antropologi dengan teori Evolusi dan mengenyampingkan kerja dari Sang Pencipta dalam mempelajari kemunculan dan  perkembangan mahluk manusia. Masyarakat yang mempunyai pandangan yang sangat keras terhadap penciptaan manusia dari sudut agama kemudian melindungi bahkan melarang anak-anak mereka dari Antroplogi dan doktrin-doktrinnya.Bahkan masih banyak orang awam yang berpikir kalau Antropologi itu bekerjaatau meneliti orang-orang yang aneh dan eksotis yang tinggal di daerah-daerahyang jauh dimana mereka masih menjalankan kebiasaan-kebiasaan yang bagi masyarakat umum adalah asing.Semua pandangan tentang ilmu Antroplogi ini pada tingkat tertentu ada benarnya,tetapi seperti ada cerita tentang beberapa orang buta yang ingin mengetahui bagaimana bentuk seekor gajah dimana masing-masing orang hanya meraba bagian-bagian tertentu saja sehingga anggapan mereka tentang bentuk gajahitupun menjadi bermacam-macam, terjadi juga pada Antropologi. Pandangan yang berdasarkan informasi yang sepotong-sepotong ini mengakibatkan kekurang pahaman masyarakat awam tentang apa sebenarnya Antropologi itu.Antropologi memang tertarik pada masa lampau. Mereka ingin tahu tentang asal-mula manusia dan perkembangannya, dan mereka juga mempelajari masyarakat-masyarakat yang masih sederhana (sering disebut dengan primitif). Tetapisekarang Antropologi juga mempelajari tingkah-laku manusia di tempat-tempat umum seperti di restoran, rumah-sakit dan di tempat-tempat bisnis moder nlainnya. Mereka juga tertarik dengan bentuk-bentuk pemerintahan atau negara modern yang ada sekarang ini sama tertariknya ketika mereka mempelajari bentuk-bentuk pemerintahan yang sederhana yang terjadi pada masa lampau atau masih terjadi pada masyarakat-masyarakat di daerah yang terpencil.Oleh karena itu, hubungan antara Antropologi dan kebudayaan itu sendiri tidak dapat dipisah. Sebab, apa yang dicari oleh Antropologi merupakan hasil dari kebudayaan manusia.
Dalam hal ini Olahraga merupakan aktifitas masyarakat yang sering kali dilakukan sehari-hari, olahraga dapat digunakan untuk membentuk suatu nilai di masyarakat, misalnya nilai-nilai sosial, gotongroyong, kerja sama, saling menghormati serta saling tolong menolong. Olahraga banyak digemari masyarakat. Kaitanya dalam antropologi olahraga, sebenarnya antropologi adalah alat untuk mengukur tatanan lingkungan yang ada pada masyarakat melalui bidang olahraga. Antropologi menyoroti olahraga dengan lingkungan disekitar. Lingkungan disekitar kerap kali mempengaruhi suatu sistem atau tatanan dalam olahraga. Olahraga tidak sering disadari bawasannya olahraga itu terbentuk dari suatu kegiatan yang ada di lingkungan tersebut, misalnya saja permainan. Permainan sebenarnya adalah suatu  bentuk kegiatan di masyarakat yang mampu menerapkan ilmu-ilmu sosial yang terkandung didalamnya. Permainan lama kelamaan berkembang menjadi olahraga yang dikhususkan, sebenarnya tidak jauh olahraga itu adalah bentuk permainan yang dispesifikan.
Bidang olahraga, antropologi membantu untuk melihat apa yang terjadi pada masyarakat, melalui bidang tersebut ternyata suatu masyarakat dapat diukur dengan menggunakan olahraga. Kajian–kajian yang terkandung pada masyarakat melalui budaya, adat, suku, ras bahkan kepercayaan, di masyarakat itu sendiri kajian-kajian tersebuat sangatlah komplek dan kental bercampur menjadi satu untuk membentuk suatu lingkungan. Lingkungan-lingkungan tersebut ternyata dibentuk dengan aturan-aturan atau norma-norma yang disetuji dan diikuti oleh masyarakat yang ada dalam lingkungan. Antropologi disini adalah ilmu yang mempelajari tentang manusia dan fenomena-fenomena yang terjadi dalam masyarakat melalui lingkungan. Secara garis besar bahwa antrolpologi mengkaji ilmu dalam masyarakat yang komplek, perbedaan-perbedaan pada masyarakat yang muncul dan bersatu dalam lingkungan tersebut.
Antropologi hubungan dengan masyarakat, manusia mampu mengekspresikan sesuatu dari dalam diri manusia. Misalnya suatu nilai atau norma yang muncul adalah bentuk dari suatu ekspresi manusia yang disepakati bersama. Tujuannya adalah untuk membentuk dan mengikat sekumpulan manusia agar mampu hidup bersamaan. Fenomena-fenomena yang muncul dalam masyarakat melalui alam mampu membentuk budaya, budaya mampu menjadi faktor untuk melihat seperti apa manusia-manusia yang ada di masyarakat dalam suatu lingkungan. Budaya merupakan fenomena yang terbentuk pada masyarakat melalui aktifitas sehari hari. Budaya dipercayai oleh sekumpulan manusia-manusia yang ada pada lingkungan tersebut, dapat mengikat manusia dengan aturan-aturan. Mampu membuat manusia takut serta berpikir untuk melakukan sesuatu yang keluar dari budaya. Sebenarnya budaya terbentuk dari manusia untuk manusia, artinya bahwa budaya muncul setelah ada sekumpulan manusia yang ada pada lingkungan dan mampu mendidik manusia. Dalam kebudayaan yang terbentuk dari aktifitas-aktifitas fisik manusia, dapat memunculkan misalnya tari-tarian, permainan, bahkan upacara adat. Semua itu bentuk dari budaya yang semata-mata muncul dari dalam diri manusia.
Menurut Moslow mengidentifikasikan lima kelompok kebutuhaan manusia yaitu kebutuhan fisologi, rasa aman, afiliasi, harga diri dan pengembangan potensi. Binatang hanya mempunyai kebutuhan fisiologi dan rasa aman, sedangkan manusia mencakup lima aspek tersebut. Melalui gerak, antara gerak hewan dan manusia sangatlah berbeda. Hewan bergerak menggunakan instink sedangkan manusia bergerak karena kreasinya. Dalam kreasi terbentuk olahraga, olahraga sebenarnya hasil dari kreasi gerak manusia. Disini kaitanya dalam olahraga yaitu bahwa manusia dalam konteks ini mampu mengembangkan sesuatu dari dalam diri tersebut, dalam halnya olahraga. Olahraga dalam kalangan masyarakat sangat di gemari bahkan sampai dipopulerkan. Untuk mendapatkan suatu hubungaan timbal balik dalam kaitanya budaya dan masyarakat, olahraga dapat mempersatukan keselurahan itu. Misalnya dalam olahraga cabang sepakbola, walaupun masyarakat berbeda etnis namun tidak pada cabang olahraga sepakbola, mereka kalangan masyarakat mampu berbaur menjadi satu tidak membedakan satu sama lain. Mereka semua berbaur menjadi satu untuk mewujudkan suatu olahraga yang bersamaan dapat menjadi kompleks, sehingga mampu memajukan dunia olahraga. Lingkungan sosial budaya banyak pengaruh dalam ketrampilan gerak. Studi antropologi mengungkapkan kelebihan manusia dan makhluk lainnya di bumi. Manusia memiliki kemampuan untuk mengekplorasi dan mengeksploitasi lingkungan disekitarnya. Olahraga merupakan salah satu dari puncak kreasi manusia, dan melalui kegiatan tersebut manusia menyempurnakan pertumbuhan fisik dan psikisnya.
Batasan masalah Dalam penulisan makalah ini penulis akan batasi masalah pembahasan ini agar tidak terjadi tumpang tindih tentang hal ini, batasan masalah ini adalah sebagai berikut, sejarah, defenisi antropologi dan olahraga, sosial dan kebudayaan, serta etika dan moral dalam berolahraga

B.     karangka Pemikiran
Bryan S Turner membagi ke dalam 2 penyebab. Pertama: Tubuh mempunyai kajian yang berkaitan erat dengan manusia, khususnya sisi evolusi manusia sebagai makhluk mamalia berdarah hangat. Evolusi merupakan salah satu strategi adaptasi sekaligus survival terhadap berbagai bentuk perubahan alam. Kata “Manusia” disini bermakna “humanitas”, yang mempunyai kecondongan gerak ke arah pemaknaan manusia secara sosial. Makna tubuh manusia secara sosial dapat kita lihat pada beberapa studi kasus gender misalnya. Kedua, Antropologi mempunyai kajian yang mampu menghubungkan antara dua entitas yang selama ini selalu berada pada posisi mendua, yakni nature dan culture. Perkembangan evolusi merupakan salah satu contoh yang cukup jelas betapa manusia mengalami perkembangan dikarenakan keterkaitan antar alam dan budaya manusia yang sifatnya disjungtif (saling timbal balik). Dan mengenai Olahraga merupakan aktivitas fisik yang mampu memberikan keuntungan baik dari jiwa dan raga. Olahraga dalam masyarakat dapat dilakukan sehari-hari, olahraga dapat digunakan untuk membentuk suatu nilai di masyarakat, misalnya nilai-nilai sosial, gotongroyong, kerja sama, saling menghormati serta saling tolong menolong. Antropologi adalah ilmu yang mempelajari manusia bertujuan mempelajari manusia secara alamiah dan sejarah manusia. Berbeda dengan cabang ilmu yang lainnya, antropologi menekankan pada perspektif perbedaan budaya. Antropologi olahraga, sebenarnya antropologi adalah alat untuk mengukur tatanan lingkungan yang ada pada masyarakat melalui bidang olahraga. Antropologi menyoroti olahraga dalam kaitanya lingkungan di sekitar. Lingkungan di sekitar sangat mempengaruhi suatu sistem atau tatanan dalam olahraga. Olahraga tidak sering disadari bawasannya olahraga itu terbentuk dari suatu kegiatan yang ada di lingkungan tersebut.








BAB II
PEMABAHASAN

A.    ANTROPOLOG YANG MENARUH PERHATIAN TERHADAP STUDI

1.      Franz Boaz
·     Di awal abad 20, Boaz memunculkan ide mengenai relativisme budaya. Manusia adalah makhluk alam (human nature) yang mempunyai relativisme kebudayaan pada masing-masing area. Boaz menentang adanya budaya yang lebih luhur atau lebih rendah. Relativisme kebudayaan ini, oleh boaz dikembangkan dalam penelitan relativisme perbedaan ras.
·     Kajian tubuh berdasarkan ras, dikembangkan oleh Boaz hanya terkonsentrasi pada ukuran bentuk tengkorak manusia (Anthropometri). Boaz meneliti tulang tengkorak pada bagian sisi kepala kiri anak-anak migran yang dilahirkan di USA. Pada anak migran keturunan Eropa timur dan selatan, mempunyai indeks ukuran batok kepala (cephalix) lebih besar dan memanjang serta lebih membundar di banding batok kepala milik sang ayah. Ukuran yang dikembangkan oleh Boaz ini tidak dilanjutkan hingga ke prasangka rasial yang negatif.
2.      Marcell Mauss:
·        Teknik tubuh ala Marcell Mauss adalah cara dimana pada tiap-tipa masyarakat tahu dalam menggunakan tubuh mereka sebagai instrumen yang bisa dipelejari. Seperti bernafas, berenang, berlari hingga berlari.
·        Mauss membagi klasifikasi teknik tubuh ke dalam dua bagian yakni:
a)     Didasarkan pada latar belakang gender (maskulin-feminin).
b)     Didasarkan pada kronologi usia manusia. Seperti teknik melahirkan, teknik memasuki masa dewasa dan seterusnya. Pandangan mauss ini kemudian diikuti oleh Mead diakhir tahun 40 an.
3.      Bronislaw Kaspar Malinowski
·         Teori kebudayaan Malinowski berdasarkan komparasi dengan tubuh secara biologis. Kebudayaan merupakan instrumen esensial untuk pemenuhan ketubuhan.
misal:   Sistem keagamaan berguna untuk kenyamanan dan perlindungan; sistem ekonomi berguna untuk metabolisme dan pemenuhan nutrisi; perkawinan berguna untuk berfungsinya alat reproduksi; kontrol sosial berguna untuk kenyamanan tubuh; sistem pendidikan berguna untuk relaksasi, dst.  
·         Dalam bukunya Sex and Repression in Savage Society (1927) dan The Sexual Life of Savages (1929), Malinowski menyimpulkan bahwa seks lebih sosiologis dan kulutral dibanding hanya sekedar relasi pertemuan dua tubuh. Seks merupakan kebahagiaan tertinggi dari pengalaman “kedagingan” individu. 
4.      Margareth Mead
·         Margerth Mead merupakan antropolog yang menggabungkan antara kajian psikososial dalam sebuah siklus perjalanan manusia. Ia melaporkan sebuah penelitian tentang proses perkembangan bayi Bali.
·         Gerak tubuh bayi di Bali dibandingkan dengan gerak tubuh bayi di New Haven, USA. Pada bayi di Bali jarak kronologi gerak, lebih lebar. Dalam artian mereka merayap dan langsung ke proses jongkok. Gerak merangkak terlewati sehingga unsur menangis dalam proses tersebut terlewatkan pula. Hal ini disebut oleh mead sebagai Hyperextension. Implikasi yang terjadi menurut Mead adalah bayi di Bali mempunyai tingkat kemandirian dan gerak yang lebih luwes ketika menginjak masa remaja dan dewasa.
·         Secara general, dalam pertumbuhan tubuh, bayi akan melewati proses merayap (frogging); merangkak (creeping); jongkok (squatting); berdiri (standing); berjalan (walking).
5.      Arnold Van Gennep
·         Tubuh sebagai simbol transisi sosial individu dalam masyarakat. Tubuh sosial terpahat di dalam tubuh fisik. Dalam hal ini tubuh tidak berada di sana dan tidak berada di sini (neither here nor there).
Misal: - Upacara penyunatan                 - Klitoridektomi
     - Upacara perataan gigi               -  Tato Mentawai
·         Pasca masa krisis bagian tubuh berubah, tidak hanya secara fisik semata, namun juga secara sosial. Sehingga timbul hak dan kewajiban baru individu dalam masyarakat.
6.      Mary Douglas
·         Tubuh merupakan ranah dimana arus balik interaksi terjadi. Tubuh menyediakan dirinya sebagai medium dalam sebuah struktur sosial dimana ia mampu menjadi sebuah image.
·         Tubuh mempunyai struktur fungsi yang kompleks. Dari tiap-tiap bagian tubuh mempunyai fungsi simbol dan relasi yang berbeda. Mis: Simbol tubuh yang digambarkan sebagai sampah adalah urine, potongan, kuku dan tinja.
7.      Michel Foucault:
·        Modernitas membuat tubuh masyarakat pada esensinya bersifat disipliner. Hal ini bisa terlihat pada bengkel kerja, sekolah, barak militer, penjara.
·        Tubuh yang didisiplinkan, melalui empat hal:
a)      Seni penyebaran (art of distribution): Menempatkan tubuh individu pada masing-masing fungsi.
Misal: Tentara           Barak                     Pasien             Rumah Sakit
           Anak Muda    Sekolah              Narapidana               Penjara
b)      Kontrol Aktivitas (The control of Activity)
Dalam setiap ruang lingkup kerja, tubuh diharuskan tepat waktu; Tubuh dibentuk seusai ritme yang teratur.
c)      Strategi untuk menambah waktu (The organization of Geneses):
Tubuh dibedakan melalui penyusunan program secara bertingkat.
Misal: Kelas I, kelas 2, kelas 3.
d)     Tubuh sebagai kekuatan yang Tersusun (The Composition of Forces)
Konfigurasi pasukan; Perbedaan dalam kelas berdasarkan kecerdasan, ketangkasan hingga kekuatan.
8.      Bryan S Turner
·         Tubuh sebagai persoalan reproduksi.
·         Tubuh internal sebagia media pengekang hasrat
           Misal: Asketisme; selibat.
·         Di awal abad 20, tubuh mengalami perubahan yang ditandai dengan 3 fenomena:
ü  Munculnya post fordisme. Pasca industri memasuki ruang jasa dan perdagangan. Tubuh dimanjakan sehingga mampu merubah konsep tubuh cantik; tubuh fit hingga tubuh sporty.    
ü  Munculnya Feminisme. Kesetaraan antara tubuh laki-laki dan perempuan.
ü  Meningkatnya jumlah populasi dunia, sehingga jumlah manusia dan gerak seksualitas tubuh menjadi terkendalikan.
misal: One Child Policy di China; Keluarga Berencana di Indonesia.
9.      Arthur Frank
·         Tubuh yang Disiplin: Tubuh yang diawasi dan diatur.
·         Tubuh yang bercermin: Tubuh yang melakukan konsumsi
Misal: Pembelanjaan kosmetika; sabun kecantikan dll.
·         Tubuh yang mendominasi: Tubuh yang mempunyai komando; kharisma dan kekuasaan.
·         Tubuh yang Berkomunikasi: Medium tampak dalam bentuk penyadaran.
Misal: Ritual

B.     PENERAPAN ILMU PENGETAHUAN DALAM OLAHRAGA

Selama ini jika kita mendengar istilah kata “science” maka pikiran kita akan merujuk pada teknologi canggih tingkat tinggi, sehingga ada semacam keengganan kalau tidak mau dikatakan malas untuk memahami apa ari kata “science” sesungguhnya. Science bukanlah sesuatu yang jauh di awang-awang dan sulit untuk dilakukan, namun science ada disekeliling kita, ada dalam kehidupan sehari-hari, dari hal yang sangat sederhana sampai kepada hal-hal yang lebih kompleks dan rumit. Hanya saja memang pemahaman kita tentang science perlu ditingkatkan. Pemahaman sederhana tentang science sangat perlu dan harus diketahui oleh para pelaku olahraga sebagai landasan yang benar dan tepat dalam melakukan aktivitas olahraga. Jadi, jika mau berprestasi sampai tingkat internasional, maka penerapan ilmu pengetahuan dalam olahraga harus diterapkan dalam pembinaan dan pelatihan untuk atlet.
Ilmu pengetahuan adalah landasan penguasaan dari sebuah penalaran manusia. Pemahaman-pemahaman baru diperoleh dari suatu proses pemikiran, penalaran, dan penelitian sehingga menghasilkan suatu data analisa yang utuh, komplit, serta empiric yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah akademis. Penguasaan teknologi harus dimiliki jika ingin memperlihatkan eksistensi diri di era persaingan global saat ini. Bahkan penguasaan teknologi menjadi indikator kesuksesan di semua bidang, baik di bidang industri, pertanian, kesehatan, dan bahkan di bidang olahraga.
Hal  spesifik  yang  menjadi  dasar  pemikiran  dari  sport  science adalah  diskusi  mendalam  kebutuhan  atlet  secara  individual. Proses ini  merupakan  ranah  atlet  dan  pelatih  dan  performa  atlit. Untuk kebanyakan atlet, informasi didapat dari adanya  pengukuran yang dilakukan secara berkala mengikuti program latihan yang telah dibuat. Jika  memungkinkan dilihat perlu, seorang ilmuwan akan melakukan pengukuran dengan acuan  dari literatur terbaru, dimana alat ukur tersebut telah digunakan oleh organisasi olahraga yang bersangkutan. Seorang ilmuwan olahraga harus dapat memastikan adanya pengukuran yang memenuhi unsur:
a.       Informasi yang valid
b.      Gerakan yang spesifik pada olahraga tertentu.
c.       Kesimpulan/hasil yang dapat dipertanggung jawabkan atau reliable
d.      Sensitif dalam mendeteksi perubahan kecil pada area yang sedang diukur/dites
Data yang diperoleh dapat dibandingkan dengan respon atlit dengan menggunakan alat ukur yang sama, sehingga  optimal  dalam  penilaian teori dan data terbaru yang dapat dibukukan pada atlet tersebut. Informasi ini dapat dipergunakan untuk:
a.       Mengevaluasi kekuatan dan kelemahan atlet yang berhubungan dengan kecabangannya.
b.      Mengukur keefektifan program latihan
c.       Menyediakan sasaran jangka pendek
d.      Mengevaluasi status kesehatan atlet
e.       Mengidentifikasi  kesiapan  atlit  baik  dalam  latihan maupun dalam pertandingan.
Secara umum sport science ada 5 cabang yaitu:

1.      Fisiologi
Fisiologi merupakan area yang mendapat perhatian besar dalam sport science  dimana  area  ini  melihat  bagaimana  tubuh  atlet  beradaptasi, bereaksi dan berespon dalam latihan dan kegiatan olahraga yang efektif dan aman.
Memahami Ilmu Fisiologi dapat membantu Atlet:
·         Mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan melalui tes kebugaran.
·         Membuat evaluasi apakah periode latihan telah berhasil atau tidak.
·         Membuat  struktur  dan  mengembangkan  teknik  latihan  untuk adaptasi yang optimal.

2.      Psikologi
Psikologi merupakan area dari sport science yang berhubungan dengan pikiran, perasaan, emosi atlet yang biasanya disebut dengan mental. Area  ini  berhubungan  dengan motivasi, kepercayaan diri, emosi yang dapat mempengaruhi performa dan perilaku atlet baik dilatihan maupun dipertandingan. Perkembangan bidang ini dalam olahraga prestasi berkembang dengan sangat pesat karena diyakini dapat meningkatkan performa atlet. Bahkan dalam berbagai tulisan psikologi olahraga dikatakan “80 % kemenangan atlet ditentukan oleh faktor mental”. Artinya faktor mental memegang peranan yang sangat penting dalam menentukan prestasi seorang atlet.
Ilmu Psikologi dapat membantu atlet dalam:
ü  Mampu tampil dengan baik/lebih baik dan konsisten
ü  Meningkatkan kualitas pengalaman dalam pertandingan
ü  Mengembangkan dan meningkatkan kapasitas mental yang baik dalam latihan maaupun pertandingan
3.      Biomekanik
Biomekanik merupakan studi yang mempelajari tentang mekanisme system biologis yang dalam hal ini adalah gerakan. Biomekanik merupakan area yang berhubungan dengan analisa dari gerakan manusia. Area ini menjelaskan tentang bagaimana dan mengapa tubuh  manusia bergerak dengan cara sedemikian rupa. Bagi olahragawan hal ini sangat diperlukan agar memahami dengan baik mana gerakan yang baik dan berguna serta efisien. Juga berguna dalam mempelajari interaksi antara peralatan yang digunakan dalam olahraga tertentu serta lingkungan yang digelutinya. Implementasi sport biomechanic di negara-negara yang prestasi olahraganya baik sudah diterapkan dengan baik dan merupakan bagian dari sistem pelatihan.
Biomekanik  dapat  membantu  atlet dalam:
·         Mengidentifikasi teknik terbaik untuk meningkatkan performa atlit
·         Menjelaskan cara-cara yang aman dalam melakukan gerakan yang efektif untuk menghindari resiko cedera pada atlit.
·         Menyediakan/memberikan analisa mendalam pada peralatan olahraga yang dipakai oleh para atlit
4.      Nutrisi
Sangatlah penting untuk mengkunsumsi makanan yang cukup dan seimbang setiap hari untuk menjaga agar tubuh tetap sehat. Asupan nutrisi yang seimbang dan tepat merupakan kunci kesuksesan performa atlet. Kombinasi kalori yang tepat antara asupan karbohidrat, protein, dan lemak akan menghasilkan energi yang menunjang performa maksimal seorang atlet Nutrisi yang tidak tepat akan menyebabkan cedera dan mengambat proses pemulihan pada atlet setelah melakukan aktivitas latihan atau pertandingan. Asupan  glycogen (seperti karbohidrat, roti, pasta, dan lain-lain) yang kurang pada saat latihan dapat  menyebabkan kekurangan glycogen kronis, jika hal ini terjadi selama beberapa periode dapat  menimbulkan  cedera  pada  jaringan  tubuh.  Hasil  penelitian menunjukkan, tubuh sangat  tergantung pada lemak dan protein, dimana lemak dan protein merupakan cadangan energi alternatif yang dapat meningkatkan protein dalam otot.

5.      Kedokteran Olahraga
Kedokteran olahraga menjadi bagian yang penting dalam aktivitas olahraga terutama olahraga yang dituntut prestasi. Dalam kedokteran olahraga meliputi beberapa bidang penting diantaranya:
·         Pemeliharaan kesehatan atlet
·         Penanganan cedera
·         Pemulihan cedera
·         Doping
·         Terapi
·         Massase
·         Nutris
Lantas dimana peranan ilmu antropologi? Apakah memang tidak punya peran signifikan dalam kehidupan sehari-hari? Pertanyaan-pertanyaan ini muncul menyeruak begitu saja dalam pikiran saya, dan mungkin pembaca yang lain yang sedang belajar ilmu antropologi.
Penguasaan akan konsep kultur (culture) memang sesuatu yang sangat mendasar keperluannya bagi antropologi dan harus dikuasai, termasuk antropologi terapan. Saya punya kecenderungan pribadi, bahwa untuk antropologi terapan, khususnya lagi untuk bidang antropologi pembangunan (development anthropology), saya lebih tertarik kepada aliran cultural studies yang lebih berkembang di Inggris, atau lebih khusus lagi cultural developmentalism. Semua yang disebut oleh Prof. Koentjaraningrat dengan istilah “kebudayaan”, “sistem nilai-budaya”, dan “sikap mental” adalah termasuk kedalam konsep kultur, menurut aliran cultural developmentalism.
Kultur dalam kajian-kajian cultural development adalah “sistem ideasional”, atau “sistem gagasan”, atau the state of mind yang mendorong pola perilaku yang khas pada suatu kelompok sosial tertentu. Kultur, pada satu saat berada pada posisi independent variable bila dikaitkan dengan kemajuan perekonomian suatu masyarakat. Namun di saat lain, untuk mencapai kemajuan perekonomian tersebut kultur-pun bisa direkayasa melalui public policy, dan kultur berubah menjadi dependent variable.  Tempat yang pas bagi kultur adalah seperti yang diungkapkan oleh Daniel Patrict Moynihan, bahwa “The central conservative truth is that it is culture, not politics, that determines the success of a society. The central liberal truth is that politics can change a culture and save it from itself” (dikutip dalam Huntington 2000:xiv).
Aliran cultural developmentalism cukup mengartikan kultur secara umum seperti itu. Mereka tidak terlalu pusing apakah kultur itu ada di dalam otak manusia (seperti pendapat aliran antropologi kognitif) atau di arena publik di luar diri manusia (seperti pendapat Geertz); atau apakah kultur itu berstruktur serba-dua (menurut Levi-Strauss) atau serba-empat (menurut strukturalisme Belanda), atau cukup bersistem saja (menurut aliran materialisme kultural).
Antropologi adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi muncul dari ketertarikan orang-orang yang melihat ciri-ciri fisik, adat istiadat, budaya yang berbeda. Antropologi mempelajari manusia sebagai makhluk biologis sekaligus makhluk sosial. Secara garis besar bahwa antropologi ilmu yang mempelajari apa yang ada pada manusia, baik dari segi manusia maupun apa yang ada di sekitar manusia, seperti halnya lingkungan di sekitar baik masyarakat, teknologi, seni, moral, hukum, budaya, dan suku.
 Antropologi hal-hal yang berkaitan dengan keadaan manusia dilihat dari aspek kehidupan ternyata antropologi suatu ilmu yang melihat kehidupan dalam beraneka ragaman makhluk yang ada pada suatu tempat, guna untuk memahami beberapa aspek-aspek yang ada pada manusia. Seperti halnya budaya dalam masyarakat, budaya dalam masyarakat khususnya di Indonesia banyak keberanekaragaman budaya. Baik yang lahir diciptakan dari nenek moyang maupun diciptakan oleh sekumpulan manusia yang ada pada saat ini. Antropologi membantu untuk melihat apa yang terjadi pada masyarakat, kajian–kajian yang terkandung pada masyarakat melalui budaya, adat, suku, ras bahkan kepercayaan, di masyarakat itu sendiri kajian-kajian tersebuat sangatlah komplek dan kental bercampur menjadi satu untuk membentuk suatu lingkungan. Lingkungan-lingkungan tersebut ternyata dibentuk dengan aturan-aturan atau norma-norma yang disetuji dan diikuti oleh masyarakat yang ada dalam lingkungan. Antropologi disini adalah ilmu yang mempelajari tentang manusia dan fenomena-fenomena yang terjadi dalam masyarakat melalui lingkungan. Secara garis besar bahwa antrolpologi mengkaji ilmu dalam masyarakat yang komplek, perbedaan-perbedaan pada masyarakat yang muncul dan bersatu dalam lingkungan tersebut.
Menyoroti suatu tatanan masyarakat, apakah masyarakat itu terbentuk melalui sekumpulan manusia yang berkumpul menjadi satu untuk mendapatkan kelayakan hidup, atau apakah ada tatanan-tatanan lain yang mampu menciptakan terjadinya lingkungan. Antropologi kaitanya dengan masyarakat, manusia mampu mengekspresikan sesuatu dari diri manusia itu sendiri. Misalnya suatu nilai atau norma yang muncul adalah bentuk dari suatu ekspresi manusia yang disepakati bersama. Tujuan dari itu semua adalah untuk membentuk dan mengikat sekumpulan manusia agar mampu hidup bersamaan. Fenomena-fenomena yang muncul dalam masyarakat melalui alam mampu membentuk budaya, budaya mampu menjadi faktor untuk melihat seperti apa manusia-manusia yang ada di masyarakat dalam suatu lingkungan.
Budaya merupakan fenomena yang terbentuk dalam masyarakat melalui aktivitas sehari hari. Aktivitas sehari-hari manusia mampu membentuk suatu budaya yang bersifat hakiki. Maksud dalam hakiki tersebut yaitu mampu dipercayai oleh sekumpulan manusia-manusia yang ada pada lingkungan tersebut. Dapat mengikat manusia dengan aturan-aturan dalam budaya, mampu membuat manusia takut serta berpikir untuk melakukan sesuatu yang keluar dari budaya. Sebenarnya budaya itu terbentuk dari manusia untuk manusia, artinya bahwa budaya itu muncul setelah ada sekumpulan manusia yang ada pada lingkungan dan mampu mendidik manusia itu sendiri. Dalam kebudayaan yang terbentuk dari aktivitas-aktivitas fisik manusia, dapat memunculkan misalnya tari-tarian, permainan, bahkan upacara adat. Semua itu bentuk dari budaya yang semata-mata muncul dari dalam diri manusia.
Tari-tarian permainan dan upacara adat semua itu adalah hasil gerak tubuh manusia. Dari gerak tubuh manusia mampu menghasilkan nilai-nilai yang terkandung dalam gerak itu sendiri. Tari-tarian, permainan adalah contoh nyata yang sudah ada melalui gerak tubuh manusia, manusia kadang tidak menyadari fungsi dari aktivitas fisik melalui gerak itu sendiri. Permainan dan tari-tarian secara modern masuk kedalam golongan olahraga. Olahraga membahas secara detail apa yang terkandung dalam gerak manusia dan untuk apa gerak dari manusia tersebut.
Moslow mengidentifikasikan lima kelompok kebutuhaan manusia yaitu kebutuhan fisologi, rasa aman, afiliasi, harga diri dan pengembangan potensi. Binatang hanya mempunyai kebutuhan fisiologi dan rasa aman, sedangkan manusia mencakup lima aspek tersebut. Melalui gerak, antara gerak hewan dan manusia sangatlah berbeda. Hewan bergerak menggunakan instink sedangkan manusia bergerak karena kreasinya. Olahraga sebenarnya hasil dari kreasi gerak manusia.
Budaya di Indonesia ada hubunganya dengan gerak manusia, antara berbagai macam suku-suku di Indonesia sangat berbeda dengan kemampuan gerak. Gerak di sini bisa dilihat melalui kasat mata. Ada sebagian suku di Indonesia yang melakukan gerak dengan unsur halus dan lambat, ada juga suku di Indonesia yang melakukan gerak dengan kasar dan cepat. Disitu kebiasaan-kebiasaan gerak muncul dipengaruhi oleh budaya yang kadang jika disatukan akan menjadi aneh. Melihat dampak seperti itu maka budaya di Indonesia yang kompleks ini sebenarnya sangat mewarnai kehidupan antar manusia. Dapat dikatakan jika berbeda budaya dan suku berbeda juga dengan cara gerak dalam kehidupan sehari-hari. Awal dari ini semua sangat dipengaaruhi oleh sekumpulan orang yang bertahan hidup dengan cara masing-masing setiap manusia. Cara bertahan hidup masing-masing suku sangatlah berbeda, ada yang dipengaruhi dengan masalah pekerjaan bertahan hidup dan ini bawaan dari nenek moyang dulu, mulai dari berburu, meramu serta nomaden.
Ditinjau dari segi negara, Indonesia adalah suatu negara yang mempunyai berbagai macam suku-suku, dari mulai suku Jawa, Sunda, Bugis, Dayak dan masih banyak suku yang tidak bisa disebutkan karena terlalu banyak suku-suku di Indonesia. Suku-suku di Indonesia dapat terikat dengan menggunakan bhinneka tunggal ika, walaupun berbeda-beda tetap satu jua. Itulah simbol untuk mempersatukan keseluruhan suku-suku di Indonesia, kaitanya dalam olahraga yaitu bahwa ternyata suku-suku di Indonesia berbeda dalam menyikapi olahraga di Indonesia. Dengan adanya suku-suku tersebut olahraga di Indonesia mampu berkembang dan muncul cabang-cabang olahraga tersendiri.

ANTROPOLOGI OLAHRAGA
Antropologi olahraga  adalah salah satu disiplin ilmu sosial yang menjadi tumpuhan dari Ilmu Keolahragaan. Kontribusi yang diberikan dalam ilmu ini adalah cara pandang terhadap olahraga, wawasan ilmu, dan suatu kegiatan dalam hal olahraga yang dilakukan masyarakat ditinjau dari cara pandang sosial budaya perkembangan masyarakat dari satu masa ke masa lain, pada semua tingkat pekembangan peradaban dan kebudayaan masyarakat. Pembahasan Antropologi olahraga lebih menekankan pada studi yang bersifat sistematik mengenai kegiatan olahraga dari perspektif cross-cultural. Antropologi olahraga merupakan suatu upaya untuk memahami maupun menerapkan pemahaman cross-cultural ini dalam analisis masalah-masalah sosial masyarakat yang berhubungan dengan kegiatan. Fenomena yang terjadi dalam masyarakat yang ada pada olahraga dapat dilihat bahkan diketahui sebabnya, dimana ilmu ini melihat apa yang mempengaruhi dan apa yang sebenarnya terjadi dalam masyarakat yang kaitanya dalam olahraga, misalnya saja dari segi kebudayaan. Apakah budaya memperngaruhi olahraga, dari segi mana budaya mampu mempengaruhi olahraga, dan aspek apa dari budaya yang mempengaruhi olahraga.
Lingkungan sosial budaya banyak pengaruh dalam ketrampilan gerak. Di Indonesia muncul bukti-bukti yang banyak secara umum misalnya dari beberapa etnis di Indonesia sangat berpengaruh pada ketrampilan motorik antara kulit hitam dan kulit putih, walaupun sebenarnya di Indonesia tergolong dalam kulit sawo matang. Contohnya saja dalam cabang olahraga, di Indonesia tidak semua ras atau suku sama dalam cabang olahraga. Misalnya suku Maluku, sebagian penduduknya identik dengan olahraga tinju, sedangkan suku jawa sebagian identik dengan olahraga badminton. Disitulah perbedaan yang dapat dilihat melalui perbedaan suku. Studi antropologi mengungkapkan kelebihan manusia dan makhluk lainnya dimuka bumi. Manusia memiliki kemampuan untuk mengekplorasi dan mengeksplotasi lingkungan di sekitarnya.
Lingkungan dalam suatu budaya, ahli antropologi telah menemukan perbedaan budaya. Berdasarkan dari semua budaya aktivitas dasar seperti perjamuan makan, berburu, bertani, dan nelayan manusia telah mengorganisasikan dirinya pada aktivitas yang berhubungan dengan kebutuhan bertahan hidup. Dalam aktivitas tersebut terkandung dalam aktivitas jasmani, secara tidak sadar bahwa aktivitas jasmani masuk kedalam olahraga pada hakikatnya. Aktivitas pada manusia mempengaruhi pertumbuhan fisik manusia. Semakin banyak aktivitas fisik manusia perubahan postur akan semakin terlihat, bagaimana bentuk postur tubuh manusia jika manusia itu banyak bergerak. Semua itu dilihat dari aktivitas seperti diatas, adanya manusia melakukan berburu, bertani, serta nelayan yang semata-mata untuk bertahan hidup. Dari pekerjaan untuk bertahan hidup dapat mempengaruhi perbedaan  postur tubuh, karena bentuk aktivitas fisik yang terjadi sangatlah berbeda-beda. Dilihat dari fungsi melakukan aktivitas juga berbeda, misalnya untuk bertani aktivitas fisiknya tidak bisa disamakan dengan berburu dan nelayan.
Aktivitas fisik dapat mengidentifikasi dan mengajari nilai-nilai dalam sekumpulan kelompok, kaitanya dalam budaya misalnya munculnya tarian dan permainan yang ditampilkan. Fungsi dari itu semua sebenarnya mampu memberikan perbedaan pada masing-masing lingkungan. Dari bentuk tarian membantu berkomunikasi mengenai nilai-nilai sosial, membangun kemampuan motorik untuk berburu atau perang, dan menyamaratakan perasaan yang dipengaruhi oleh keadaan sekitar dengan masalah lingkungan. Adanya aturan untuk siapa penari, bagaimana menari dipengaruhi oleh norma-norma sosial. Permainan dilihat sebagai keseimbangan dinamis dari perasaan alamiah, kompetisi, dan kebersamaan. Permainan-permainan tersebut dipengaruhi oleh lingkungan sekitar (alam). Permainan-permainan yang ada berdasarkan atas cara manusia bertahan hidup, seperti ketepatan, kecepatan, kuatan, kebersamaan, dan kontrol agresi. Semua mengadaptasikan pada lingkungan di sekitar.
Antropologi olahraga merupakan ketertarikan baru yang menimbulkan beberapa fokus, fokus disini menjelaskan pada:
1.      Makna dan deskripsi tingkah laku olahraga, khususnya pada lingkungan yang belum mempunyai bahasa.
2.      Definisi perbedaan budaya dan analisis dari olahraga.
3.      Olahraga sebagai sebuah faktor pada pengaturan  akulturasi, ekulturasi, dan budaya.
4.      Olahraga sebagai sebuah bentuk dari konflik manusia dan konteks dari isu atas serangan dan kekerasan.
5.      Olahraga sebagai sebuah perspektif pada bagian-bagian dari tingkah laku budaya.

Berdasarkan fokus-fokus yang ada olahraga memiliki dimensi kerja yang berbeda. Bahwasanya olahraga muncul dari beberapa faktor tingkah laku manusia. Tingkahlaku manusia menghasilkan kajian-kajian dalam bentuk aktivitas fisik yang digunakan dalam olahraga. Contohnya munculnya permainan. Semua permainan tergantung pada kelompok budaya. Diperlukan kepekahan untuk perbedaan budaya yang siginifikan dari olahraga dan permainan. Antropologi juga memberikan pemahaman baik dari fungsi tentang aktivitas fisik yang bisa bermain dalam aturan budaya tapi juga bagaimana orang-orang memainkannya. Permainan juga disangkutkan dengan kajadian tabu, keberuntungan. Segala hal yang berhubungan dengan ketidakpastian.
Ahli antropologi memberikan bantuan tentang makna bahasa tubuh. Ruang pribadi berbeda bagi masing-masing orang tergantung pada dimensi yang dipengaruhi oleh budaya. Gerak tangga, postur, gerak lokomotif dan aturan tentang menyentuh oranglain berbeda-beda berdasarkan budaya. Bahasa tubuh juga sangat penting untuk kompetisi atletik. Ekspresi wajah dan pergerakan tubuh membawa perasaan percaya diri atau rasa ketidaknyamanan antara lawan dan wasit dalam pertandingan tenis .
Menurut Ruth Benedict (Pattern of Culture, 1934) kebudayaan dibagi menjadi dua jenis dasar, Apollonian dan Dionysian. Kedua jenis ini merupakan kegiatan kesenangan, seperti naik kuda, dance, dimana itu merupakan hal unik, koheren, berkelanjutan, dan berbentuk. Bentuk gerak motorik akan memaksa orang untuk berjalan dan berlari. Namun ada juga berenang. Di sini, gerak yang secara umum bisa dilakukan disebut dengan phylogenetic sementara gerakan yang harus dipelajari sesuai konteks disebut ontogenetic (ex. berenang). Pergerakan phylogenetic bisa dipengaruhi secara alamiah oleh leluhur. Seperti di afrika, bayi lebih awal berjalan daripada bayi dari daerah barat yang terparuh oleh perlakuan ibu. Ini merupakan gerak rangsangan dan konstan selama masa berjalan anak (Super. 1976). Telah ada banyak bukti yang menunjukan bahwa perbedaan genetik berhubungan dengan gerak motorik. Tidak ada cara untuk memisahkan gen dan pembelajaran (gerak) untuk merekga yang secara permanen berkumpul bersama. Kembali pada ilmu antropologi olahraga, ilmu tersebut hanya melihat seberapa besar pengaruh cara pandang hidup manusia terhadap olahraga, melaui sudut sosial, budaya, suku, kepercayaan yang ada pada lingkungan tersebut.

 IMPLEMENTASI ANTROPOLOGI OLAHRAGA
            Olahraga dan antropologi adalah suatu ilmu yang berhubungan dengan manusia, ilmu tersebut mampu melihat sudut pandang manusia dari segi gerak manusia, lingkungan manusia, serta budaya manusia. Keterkaitan ilmu tersebut sangat mempengaruhi satu dengan yang lainya. Ilmu olahraga membahas manusia pada gerak, sedangkan antropologi membahas manusia dari sudut lingkungan serta budaya. Hubungan antara ilmu tersebut membahas pengaruh-pengaruh kepada manusia mulai dari gerak berhubungan dengan lingkungan serta budaya. Apakah gerak dapat dipengaruhi oleh lingkungan dan budaya, ternyata lingkungan dan budaya mampu mempengaruhi bahkan membedakan gerak pada manusia. Dari situ olahraga mampu berkembang berkat ilmu antropologi, karena ilmu tersebut mampu mengkaji masalah-masalah pada olahraga. Melihat masalah-masalah pada manusia secara ekstrinsik, yaitu melihat sudut luar yang mempengaruhi manusia dalam gerak (olahraga). Manfaat ilmu olahraga dan ilmu antropologi pada manusia, bahwa ilmu olahraga mempelajari tentang gerak pada manusia yang  membantu manusia mampu berkembang dengan sehat jasmani maupun rohani, sedangkan ilmu antropologi mempelajari manusia dari lingkungan dan budaya, bahwa sesungguhnya manusia tidak hidup sendiri. Manusia adalah makhluk sosial pada hakikatnya makhluk yang saling berinteraksi dengan makhluk lainya. Interaksi tersebut yaitu menggunakan gerak, dengan gerak manusia mampu berkomunikasi serta mengenal lebih dekat makhluk-makhluk disekitarnya.

KESIMPULAN
Olahraga suatu aktivitas yang mampu memberikan terapi bagi jiwa dan raga. Olahraga merupakan salah satu aktivitas yang muncul dari puncak kreasi manusia, dan melalui kegiatan tersebut manusia menyempurnakan pertumbuhan fisik dan psikisnya. Antropologi yaitu ilmu yang mempelajari apa yang ada pada manusia, baik dari segi manusia maupun apa yang ada di sekitar manusia, seperti halnya lingkungan di sekitar baik masyarakat, teknologi, seni, moral, hukum, budaya, dan suku. Sedanglan. Antropologi olahraga merupakan suatu upaya untuk memahami maupun menerapkan pemahaman dalam analisis masalah-masalah sosial masyarakat yang berhubungan dengan kegiatan olahraga. Dari sini dapat dilihat bahwa sebenarnya olahraga dan antropologi hanyalah ilmu yang berasal dari manusia, dilihat dari sudut pandang gerak, lingkungan, serta budaya. Kontribusi yang diberikan dalam ilmu ini adalah cara pandang terhadap olahraga, wawasan ilmu dan kegiatan dalam olahraga yang dilakukan masyarakat ditinjau dari cara pandang sosial budaya perkembangan masyarakat dari satu masa ke masa lain.










BAB III
PENUTUP

Antropologi terapan adalah satu bidang dalam ilmu antropologi di mana pengetahuan (knowledge), ketrampilan (skills), dan sudut-pandang (perspective) ilmu antropologi digunakan untuk menolong mencari solusi bagi masalah-masalah praktis kemanusiaan dan memfasilitasi kebutuhan pembangunan. Ada juga orang yang mendefinisikan antropologi terapan sebagai “the field of inquiry which is concerned with the relationships between anthropological knowledge and the uses of that knowledge in the world beyond anthropology” (Chambers 1989:x). Secara strategis, dalam kajian-kajian antropologi terapan, antropolog harus memperlihatkan bagaimana konsep teoritis diterapkan secara empiris ke dalam kenyataan sehari-hari, yang pada gilirannya analisis empiris ini akan berguna untuk keperluan praktis dan sekaligus memberikan umpan-balik bagi pengembangan teori dan konsep antropologi. Jadi dalam antropologi terapan, teori dan praktis adalah saling memperkuat secara dialektis.
Yang diperlukan dalam suatu tindakan salah satunya adalah aksi afirmatif atau di Eropa dikenal sebagai diskriminasi positif yang menunjuk kepada kebijakan yang bertujuan untuk menyebarluaskan akses ke pendidikan atau pekerjaan bagi kelompok non-dominan secara sosial-politik berdasarkan sejarah (terutama minoritas atau perempuan). Motivasi untuk aksi afirmatif adalah mengurangi efek diskriminasi dan untuk mendorong institusi publik seperti universitas, rumah sakit, dan polisi untuk lebih dapat mewakili populasi (http://plato.stanford.edu/entries/affirmative-action)
Dalam kaitannya dengan olimpiade, dalam cabang berenang harusnya yang dikirim adalah orang Bajo. Sejak lahir, orang Bajo ini sudah dikenalkan dengan kultur maritim, mereka terkenal jago berenang bahkan ada yang mengatakan bahwa paru-paru orang Bajo sebagian besar mirip insang pada ikan. Dengan kemampuan sejak lahir ini, tidak menutup kemungkinan bahwa mereka akan mampu menyumbang medali emas bagi kontingen Indonesia di olimpiade. Sedangkan cabang menembak dan panahan, orang dayak atau orang papua memiliki pengalaman yang tak meragukan lagi. Ketepatan bidikan mereka dalam memburu binatang buruan tak bisa diremehkan. Orang Dayak dan orang Papua sudah terbiasa di kehidupan sehari-harinya dengan panah ataupun sumpit. Jika mereka diberi kesempatan mengikuti olimpiade, tidak menutup kemungkinan juga mereka bakal menyumbang emas.
Perlu diingat juga bahwa setiap ilmu terapan adalah dilandasi oleh satu nilai tertentu. Sementara itu science menuntut objektifitas, tidak subjektif, dan tidak berpihak dan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. Antropologi terapan secara historis lahir bersama dengan pandangan etnosentrisme Ero-Amerika. Antropologi terapan Indonesia, jika berkembang, juga punya kemungkinan kecenderungan akan diwarnai oleh Indonesia sentris, atau mungkin Jawa sentris.

Daftar Pustaka

Benedict, Ruth.
1962    Pola-pola Kebudajaan. (terjemahan ke dalam bahasa Indonesia) Jakarta: Penerbit Pustaka Rakjat

Koentjaraningrat
 1974   Kebudayaan, Mentalitas, dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia

Lubis, Mochtar.
1977    Manusia Indonesia (Sebuah pertanggungan jawab). Jakarta: Inti Idayu Press

Tim Penyusun Sport Science KONI Pusat,                                              
 2012   Pemahaman Dasar Sport Science dan Penerapan Iptek Olahraga

Bouchard, C., Shepard, RJ., & Stephens. T. 1993. Physical Actyvity, Fitness and Health Consensus Statement. Kingwood: Human Kinetis Publishing.

Jujun S. Sumantri. 2007. Filsafat Ilmu. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

KDI. 2000. Ilmu Keolahragaan Dan Rencana Pengembangannya. Jakarta: Depdiknas.

March and Eloise. (1982). Comparative Physical Education and Sport Volume 3. University off Minnesota.







Komentar

Postingan populer dari blog ini

SARANA DAN PRASARANA OLAHRAGA DAN PENJAS

SARANA DAN PRASARANA OLAHRAGA DAN PENJAS PENDAHULUAN BAB I …………………...…………………………… A.    PENGERTIAN SARANA DAN PRASARANA   SECARA UMUM…………………………………..…………………………… B.     PENGERTIAN SARANA, PRASARANA DAN FASILITAS………………………………………………………………………. BAB II ………………………………………………………………………………….. A.      SARANA DAN PRASARANA OLAHRAGA….……………………………… B.      SARANA DAN PRASARANA OLAHRAGA DI INDONESIA PADA MASA SEKARANG…..……………………………… C.      MENCIPTAKAN SARANA PRASARANA OLAHRAGA YANG SESUAI DENGAN PERKEMBANGAN JAMAN…………………….……………………………… D.      FUNGSI DAN MANFAAT SARANA DAN PRASARANA OLAHRAGA            ……………………………………………… E.       STANDARISASI MINIMAL FASILITAS OLAHRAGA SEKOLAH MENENGAH ATAS….……………………………... F.       SOLUSI DALAM MENGATASI KET...

MORAL DAN ETIKA DALAM PENJAS DAN OLAHRAGA

AHMAD SYARIF BURHAN JURURASAN PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA PASCA SARJANA UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2013 ETIKA DAN MORAL DALAM PENJAS DAN OLAHRAGA I.                    Pendahuluan              Salah satu masalah penting dalam kehidupan di tanah air ini adalah etika dan moral, pendidikan jasmani dan olahraga sebagai salah satu sarana pendidikan anak memberikan suatu pengayaan dalam etika dan moral di masyarakat.Mengajarkan etika dan nilai moral sebaiknya lebih bersifat contoh.Tindakan lebih baik baik dari kata-kata. Nilai Moral itu beraneka macam, termasuk loyalitas, kebajikan, kehormatan, kebenaran, respek, keramahan, integritas, keadilan, kooperasi. Permaslaahan yang dihadapi bangsa ini berada pada ETIKA dan MORAL anak didik. Pendidikan Jasmani dianggap dapat membawa pesan etika dan moral ini sebagai pengayaan karena dari ...

PERANAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI DALAM PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHARAGA

KATA PENGANTAR Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan hidayah dan rahmatnya sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah “ Peranan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Dalam Pendidikan Jasmani Dan Olahraga ” ini sesuai dengan tuntutan waktu serta harapan penulis. Tak lupa pula kami kirimkan shalawat dan taslim atas junjungan nabiullah Muhammad SAW yang telah membimbing ummatnya dari zaman kebodohan menuju zaman perubahan lebih baik dari sebelumnya. Makalah ini dibuat atas tuntutan penulis sebagai mahasiswa disertai dengan harapan untuk menjadi seseorang yang dapat menghasilkan tulisan yang bermanfaat bagi masyarakat luas utamanya bagi dunia pendidikan terutama dijurusan pendidikan jasmani dan olahraga. Respon dan saran sangat saya harapkan sebagai penulis untuk dijadikan sebagai masukan dalam perbaikan untuk mencapai kesempurnaan makalah selanjutnya atas kesalahan dan kekurangan yang terdapat dalam makalah ini, sebagaimana kami juga   merupakan manusia y...