BAB I
A.PENDAHULUAN
Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial yang
eksploratif dan potensial. Manusia dikatakan makhluk yang eksploratif karena
manusia memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri baik secara fisik maupun
psikis. Manusia sebagai makhluk potensial karena pada diri manusia tersimpan
sejumlah kemempuan bawaan yang dapat dikembangkan secara nyata. Selanjutnya
manusia disebut sebagai makhluk yang memiliki prinsip tanpa daya karena untuk
tumbuh dan berkembang secara normal memerlukan bantuan dari luar dirinya.
Bantuan yang dimaksud antara lain adalah dalam bentuk bimbingan serta
pengarahan. Binbingan dan pengarahan yang diberikan dalam membantu perkembangan
tersebut pada hakekeatnya diharapkan sejalan dengan kebutuhan manusia itu sendiri,
yang sudaah tersimpan sebagai potensi bawaannya. Karena itu bimbingan tidak
searah dengan potensi yang dimiki akan berdampak negative bagi perkembangan
manusia.
Sebagai akhir dari masa remaja adalah
masa dewasa awal, atau biasa disebut dengan masa adolesen. Ketika manusia
meginjak masa dewasanya sudah terlihat adanya ke perubahan yang memulai sebuah
jalan menuju lebih dewasa lagi.
1. Rumusan Masalah
a. Mengenal Psikologi Perkembngan ?
b. Bagaimana pengertian dan perkembangan
fisik pada dewasa awal?
c. Bagaimana perkembangna kognitif pada
dewasa awal?
d. Bagaimana perkembangan psikososial
pada dewasa awal ?
e. Sebutkan dan jelaskan ciri-ciri
dewasa awal?
f. Bagaimana masa dewasa dini dan
tugas-tugas perkembangannya?
2. Tujuan
a) Untuk mengenal psikologi perkembngan
b) Untuk mengetahui pengertian dan
perkembangan fisik pada dewasa awal
c) Untuk mengetahui perkembangan
kognitif pada dewasa awal.
d) Untuk mengetahui perkembangan
psikososial pada dewasa awal.
e) Untuk mengetahui ciri-ciri dewasa awal.
f) Untuk mengetahui masa dewasa awal dan
tugas perkembangannya.
BAB II
B. PEMBAHASAN
A. MENGENAL PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
1. Pengertian Psikologi Perkembangan
Psikologi perkembangan ialah suatu
ilmu yang merupakan bagian dari psikologi. Dalam ruang lingkup psikologi, ilmu
ini termasuk psikologi khusus, yaitu psikologi yang mempelajari kekhususan dari
pada tingkah laku individu.
1. Kegunaan psikologi perkembangan.
Berikut ini akan dikemukakan kegunaan
psikologi perkembangan sebagai berikut:
·
Dengan
mempelajari psikologi, orang akan mengetahui fakta-fakta dan prinsip-prinsip
mengenai tingkah laku manusia.
·
Untuk
memahami diri kita sendiri dengan mempelajari psikologi sedikit banyak orang
akan mengetahui kehidupan jiwanya sendiri, baik segi pengenalan, perasaan,
kehendak, maupun tingkah laku lainnya.
·
Dengan
mengetahui jiwanya dan memahami dirinya itu maka orang dapat menilai dirinya
sendiri.
·
Pengenalan dan pemahaman terhadap kehidupan
jiwa sendiri merupakan bahan yang sangat penting untuk dapat memahami kehidupan
jiwa orang lain.
·
Dengan
bekal pengetahuan psikologi juga dapat dipakai sebagai bahan untuk menilai
tingkah laku normal, sehingga kita dapat mengetahui apakah tingkah laku
seseorang itu sesuai tidak dengan tingkat kewajarannya, termasuk tingkat
kenormalan tingkah laku kita sendiri.
Pengetahuan Psikiologi Perkembangan,
sangat berguna bagi guru, yaitu dengan bekal psikologi perkembangan:
·
Mereka
dapat memilih dan memberikan materi pendidikan dan pengajaran yang sesuai
dengan kebutuhan anak didik pada tiap tingkat perkembangan tertentu.
·
Mereka
dapat memilih metode pengajaran dan menggunakan bahasa yang sesuai dengan
tingkat perkembangan pemahaman murid-murid mereka.
3. Pengertian perkembangan.
Objek psikologi perkembangan adalah
perkembangan manusia sebagai pribadi. Perkembangan pribadi manusia ini
berlangsung sejak konsepsi sampai mati. Perkembangan yang dimaksud adalah
proses tertentu yaitu proses yang terus menerus, dan proses yang menuju ke
depan dan tidak begitu saja dapat diulang kembali.
Istilah “perkembangan “ secara khusus
diartikan sebagai perubahan-perubahan yang bersifat kualitatif dan kuantitatif
yang menyangkut aspek-aspek mental psikologis manusia.
JENIS-JENIS DAN KARAKTERISTIK
PERKEMBANGAN
Elizabeth Hurlock mengemukakan
jenis-jenis perubahan selama proses perkembangan dan sifat-sifat khusus dalam
perkembangan.
1. Jenis-jenis perkembangan (Types of
changes in Development)
Perubahan-perubahan yang terjadi
dalam proses perkembangan digolongkan ke dalam 4 jenis; yaitu:
·
Perubahan
dalam ukuran (changes in size)
·
Perubahan
dalam perbandingan ( changes in proportion)
·
Pengertian
wujud ( Disappearance of Old Features)
·
Memperoleh
wujud baru ( Acquisition of New Features)
2. Sifat-sifat khusus perkembangan
(Characteristics of Development)
Ada beberapa sifat khusus yang dapat
kita lihat dalam perkembangan. Dan hanya diambil yang jelas menunjukkan
pengaruh yang besar; yaitu:
1. Perkembangan berlangsung menurut
suatu pola tertentu.
2. Perkembangan berlangsung dari
sifat-sifat umum ke sifat-sifat khusus.
3. Perkembangan adalah tidak terputus-putus.
4.
Perbedaan kecepatan perkembangan antara kanak-kanak akan tetap berlangsung.
5.
Perkembangan dari pelbagai bagian badan berlangsung masing-masing dengan
kecepatan sendiri.
6. Sifat-sifat dalam perkembangan ada
sangkut pautnya antara satu dengan lainnya.
7. Perkembangan dapat dikira-kirakan
lebih dahulu.
8. Tiap-tiap fase perkembangan
mempunyai coraknya masing-masing.
9.
Apa yang disebut sikap yang menjadi persoalan kerapkali sikap biasa sesuai
dengan umurnya.
10.
Tiap-tiap orang yang normal akan mencapai masing-masing fasenya terakhir dalam
perkembangan.
Kesimpulan :
·
Pengetahuan
tentang dasar-dasar perkembangan adalah sangat penting artinya bagi kita.
·
Memungkinkan
kita mengetahui apa yang dapat kita harap pada suatu usia, sehingga tidak terjadi
harapan yang berlebihan atau mematikan pengharapan yang kedua-duanya akan
berakibat tidak baik.
·
Memungkinkan kita mengetahui secara tepat
kapan kita harus berbuat dan apa yang harus kita buat untuk membantu
pertumbuhannya, agar berlangsung dengan baik.
FASE DAN CIRI-CIRI PERTUMBUHAN &
PERKEMBANGAN
Pendapat para Ahli mengenai
periodisasi yang bermacam-macam di atas dapat digolongkan dalam tiga bagian,
yaitu:
1) Periodisasi yang berdasar
biologis.
Periodisasi atau pembagian masa-masa
perkembangan ini didasarkan kepada keadaan atau proses biologis tertentu.
Pembagian Aristoteles didasarkan atas gejala pertumbuhan jasmani yaitu antara
fase satu dan fase kedua dibatasi oleh pergantian gigi, antara fase kedua
dengan fase ketiga ditandai dengan mulai bekerjanya kelenjar kelengkapan
kelamin.
2) Periodisasi yang berdasar
psikologis.
Tokoh utama yang mendasarkan
periodisasi ini kepada keadaan psikologis ialah Oswald Kroch. Beliau menjadikan
masa-masa kegoncangan sebagai dasar pembagian masa-masa perkembangan, karena
beliau yakin bahwa masa kegoncangan inilah yang merupakan keadaan psikologis
yang khas dan dialami oleh setiap anak dalam masa perkembangannya.
3) Periodisasi yang berdasar
didaktis.
Pembagian masa-masa perkembangan
sekarang ini seperti yang dikemukakan oleh Harvey A. Tilker, PhD dalam
“Developmental Psycology to day”(1975) dan Elizabeth B. Hurlock dalam
“Developmental Psycology”(1980) tampak sudah lengkap mencakup sepanjang hidup
manusia sesuai dengan hakikat perkembangan manusia yang berlangsung sejak
konsepsi sampai mati dengan pembagian periodisasinya sebagai berikut:
1. Masa Sebelum lahir (Prenatal
Period)
Masa ini berlangsung sejak terjadinya
konsepsi atau pertemuan sel bapak-ibu sampai lahir kira-kira 9 bulan 10 hari
atau 280 hari. Masa sebelu lahir ini terbagi dalam 3 priode; yaitu:
1. Periode telur/zygote, yang
berlangsung sejak pembuahan sampai akhir minggu kedua.
2. Periode Embrio, dari akhir minggu
kedua sampai akhir bulan kedua.
3. Periode Janin(fetus), dari akhir bulan kedua
sampai bayi lahir.
1. Masa Bayi Baru Lahir (New Born).
Masa ini dimulai dari sejak bayi
lahir sampai bayi berumur kira-kira 10 atau 15 hari. Dalam perkembangan manusia
masa ini merupakan fase pemberhentian (Plateau stage) artinya masa tidak
terjadi pertumbuhan/perkembangan.
Ciri-ciri yang penting dari masa bayi
baru lahir ini ialah:
a) Periode ini merupakan masa
perkembangan yang tersingkat dari seluruh periode perkembangan.
b) Periode ini merupakan saat
penyesuaian diri untuk kelangsungan hidup/ perkembangan janin.
c) Periode ini ditandai dengan
terhentinya perkembangan.
d) Di akhir periode ini bila si bayi
selamat maka merupakan awal perkembangan lebih lanjut.
2. Masa Bayi (Babyhood).
Masa ini dimulai dari umur 2 minggu
sampai umur 2 tahun. Masa bayi ini dianggap sebagai periode kritis dalam
perkembangan kepribadian karena merupakan periode di mana dasar-dasar untuk
kepribadian dewasa pada masa ini diletakkan.
3. Masa Kanak-kanak Awal (Early
Chilhood).
Awal masa kanak-kanak berlangsung
dari dua sampai enam tahun. Masa ini dikatakan usia pra kelompok karena pada
masa ini anak-anak mempelajari dasar-dasar perilaku sosial sebagai persiapan
bagi kehidupan sosial yang lebih tinggi yang diperlukan untuk penyesuaian diri
pada waktu masuk kelas 1 SD.
4. Masa Kanak-kanak Akhir (Later
Chilhood).
Akhir masa kanak-kanak atau masa anak
sekolah ini berlangsung dari umur 6 tahun sampai umur 12 tahun. Selanjutnya
Kohnstam menamakan masa kanak-kanak akhir atau masa anak sekolah ini dengan
masa intelektual, dimana anak-anak telah siap untuk mendapatkan pendidikan di
sekolah dan perkembangannya berpusat pada aspek intelek. Adapun Erikson
menekankan masa ini sebagai masa timbulnya “sense of accomplishment” di mana
anak-anak pada masa ini merasa siap untuk enerima tuntutan yang dapat timbul
dari orang lain dan melaksanakan/menyelesaikan tuntutan itu. Kondisi inilah
kiranya yang menjadikan anak-anak masa ini memasuki masa keserasian untuk
bersekolah.
5. Masa Puber (Puberty).
Masa Puber merupakan periode yang
tumpang tindih Karena mencakup tahun-tahun akhir masa kanak-kanak dan
tahun-tahun awal masa remaja. Yaitu umur 11,0 atau 12,0 sampai umur 15,0 atau
16,0.
Kriteria yang sering digunakan untuk
menentukan permulaan masa puber adalah haid yang pertama kali pada anak
perempuan dan basah malam pada anak laki-laki.
Ada empat perubahan tubuh yang utama
pada masa puber, yaitu:
1. i. Perubahan besarnya tubuh.
2. ii. Perubahan proporsi tubuh.
3. iii. Pertumbuhan ciri-ciri seks
primer.
4. iv. Perubahan pada ciri-ciri seks
sekunder.
7. Masa Dewasa Awal (Early Adulthood).
Masa dewasa adalah periode yang
paling penting dalam masa khidupan, masa ini dibagi dalam 3 periode yaitu: Masa
dewasa awal dari umur 21,0 sampai umur 40,0. Masa dewasa pertengahan, dari umur
40,0 sampai umur 60,0. dan masa akhir atau usia lanjut, dari umur 60,0 sampai
mati.
Masa dewasa awal adalah masa
pencaharian kemantapan dan masa reproduktif yaitu suatu masa yang penuh dengan
masalah dan ketegangan emosional, periode isolasi sosial, periode komitmen dan
masa ketergantungan, perubahan nilai-nilai, kreativitas san penyesuaian diri
pada pola hidup yang baru.
8. Masa Dewasa madya ( Middle
Adulthood).
Masa dewasa madya ini
berlangsung dari umur empat puluh sampai umur enam puluh tahun. Ciri-ciri yang
menyangkut pribadi dan sosial pada masa ini antara lain:
a) Masa dewasa madya merupakan periode
yang ditakuti dilihat dari seluruh kehidupan manusia.
b) Masa dewasa madya merupakan masa
transisi, dimana pria dan wanita meninggalkan ciri-ciri jasmani dan prilaku
masa dewasanya dan memasuki suatu periode dalam kehidupan dengan ciri-ciri
jasmani dan prilaku yang baru.
c) Masa dewasa madya adalah masa
berprestasi. Menurut Erikson, selama usia madya ini orang akan menjadi lebih
sukses atau sebaliknya mereka berhenti (stagnasi).
d) Pada masa dewasa madya ini perhatian terhadap agama
lebih besar dibandingkan dengan masa sebelumnya, dan kadang-kadang minat dan
perhatiannya terhadap agama ini dilandasi kebutuhan pribadi dan sosial.
9. Masa Usia Lanjut ( Later
Adulthood).
Usia lanjut adalah periode penutup
dalam rentang hidup seseorang. Masa ini dimulai dri umur enam puluh tahun
sampai mati, yang di tandai dengan adanya perubahan yang bersifat fisik dan
psikologis yang semakin menurun.
TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN
Menurut Havighurst, tugas
perkembangan adalah tugas-tugas yang harus diselesaikan individu pada fase-fase
atau periode kehidupan tertentu; dan apabila berhasil mencapainya mereka akan
berbahagia, tetapi sebaliknya apabila mereka gagal akan kecewa dan dicela orang
tua atau masyarakat dan perkembangan selanjutnya juga akan mengalami kesulitan.
Adapun yang menjadi sumber dari pada
tugas-tugas perkembangan tersebut menurut Havighurst adalah: Kematangan pisik,
tuntutan masyarakat atau budaya dan nilai-nilai dan aspirasi individu.
Pembagian tugas-tugas perkembangan untuk masing-masing fase dari sejak masa
bayi sampai usia lanjut dikemukakan oleh Havighurst sebagai berikut:
1. Masa bayi dan anak-anak
* Belajar berjalan
* Belajar mekan makanan padat
* Belajar berbicara
* Belajar mengendalikan pembuangan
kotoran tubuh
* Mencapai stabilitas fisiologik
* Membentuk pengertian sederhana
tentang realitas fisik dan sosial
* Belajar kontak perasaan dengan
orang tua, keluarga, dan orang lain
* Belajar mengetahui mana yang benar
dan yang salah serta mengembangkan kata hati
1. Masa Anak Sekolah
·
Belajar
ketangkasan fisik untuk bermain
·
Pembentukan sikap yang sehat terhadap diri
sendiri sebagai organism yang sedang tumbuh
·
Belajar
bergaul yang bersahabat dengan anak-anak sebaya
·
Belajar
peranan jenis kelamin
·
Mengembangkan
dasar-dasar kecakapan membaca, menulis, dan berhitung
·
Mengembangkan
pengertian-pengertian yang diperlukan guna keperluan kehidupan sehari-hari
·
Mengembangkan
kata hati moralitas dan skala nilai-nilai
·
Belajar
membebaskan ketergantungan diri
·
Mengembangkan
sikap sehat terhadap kelompok dan lembga-lembaga
1. Masa Remaja
* Menerima keadaan jasmaniah dan
menggunakannya secara efektif
* Menerima peranan sosial jenis
kelamin sebagai pria/wanita
* Menginginkan dan mencapai perilaku
social yang bertanggung jawab social
* Mencapai kemandirian emosional dari
orang tua dan orang dewasa lainnya
* Belajar bergaul dengan kelompok
anak-anak wanita dan anak-anak laki-laki
* Perkembangan skala nilai
* Secara sadar mengembangkan gambaran
dunia yang lebih adekwat
* Persiapan mandiri secara ekonomi
* Pemilihan dan latihan jabatan
* Mempersiapkan perkawinan dan
keluarga
1. Masa Dewasa Awal
* Mulai bekerja
* Memilih pasangan hidup
* Belajar hidup dengan suami/istri
* Mulai membentuk keluarga
* Mengasuh anak
* Mengelola/mengemudikan rumah tangga
* Menerima/mengambil tanggung jawab
warga Negara
* Menemukan kelompok sosial yang
menyenangkan
1. Masa Usia Madya/Masa Dewasa Madya
* Menerima dan menyesuaikan diri
terhadap perubahan fisik dan fisiologis
* Menghubungkan diri sendiri dengan
pasangan hidup sebagai individu
*
Membantu anak-anak remaja belajar menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab
dan berbahagia
* Mencapai dan mempertahankan
prestasi yang memuaskan dalam karir pekerjaan
* Mengembangkan kegiatan-kegiatan
pengisi waktu senggang yang dewasa
* Mencapai tanggung jawab sosial dan
warga Negara secara penuh.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERKEMBANGAN
Persoalan mengenai faktor-faktor
apakah yang memungkinkan atau mempengaruhi perkembangan, dijawab oleh para ahli
dengan jawaban yang berbeda-beda. Para ahli yang beraliran “Nativisme”
berpendapat bahwa perkembangan individu semata-mata ditentukan oleh unsur
pembawaan. Jadi perkembangan individu semata-mata tergantung kepada faktor
dasar/pembawaan. Tokoh utama aliran ini yang terkenal adalah Scopenhauer.
Berbeda dengan aliran Nativisme, para
ahli yag mengikuti aliran “Empirisme” berpendapat bahwa perkembangan individu
itu sepenuhnya ditentukan oleh faktor lingkungan/pendidikan, sedangkan faktor
dasar/pembawaan tidak berpengaruh sama sekali. Aliran empririsme ini menjadikan
faktor lingkungan/pembawaan maha kuasa dalam menentukan perkembangan seseorang
individu. Tokoh aliran ini adalah John Locke. Aliran yang tampak menengahi
kedua pendapat aliran yang ekstrim di atas adalah aliran “Konvergensi” dengan tokohnya
yang terkenal adalah Willian Stern. Menurut aliran Konvergensi, perkembangan
individu itu sebenarnya ditentukan oleh kedua kekuatan tersebut. Baik faktor
dasar/pebawaan maupun factor lingkungan/pendidikan keduanya secara convergent
akan menentukan/mewujudkan perkembangan seseorang individu. Sejalan dengan
pendapat ini, Ki Hajar Dewantoro, tokoh pendidikan nasional juga mengemukakan
adanya dua faktor yang mempengaruhi perkembangan individu yaitu faktor
dasar/pembawaan (faktor internal) dan faktor ajar/lingkungan (faktor
eksternal).
Manurut Elizabeth B. Hurlock, baik
faktor kondisi internal maupun faktor kondisi eksternal akan dapat mempengaruhi
tempo/kecepatan dan sifat atau kualitas perkembangan seseorang. Tetapi sejauh
mana pengaruh kedua faktor tersebut sukar untuk ditentukan, terlebih lagi untuk
dibedakan mana yang penting dan kurang penting. Tetapi bailklah beberapa
diantara faktor faktor-faktor tersebut ditinjau:
1. Intelligensi
Intellegensi merupakan faktor yang
terpenting. Kecerdasan yang tinggi disertai oleh perkembangan yang cepat,
sebaliknya jika kecerdasan rendah, maka anak akan terbelakang dalam pertumbuhan
dan perkembangan.
Berdasarkan penelitian Terman LM
(Genetic studies of Genius) dan Mead TD (The age of walking and talking in
relation to general intelligence) telah dibuktikan adanya pengaruh intellegensi
terhadap tempo perkembangan anak terutama dalam perkembangan berjalan dan
berbicara.
1. Seks
Perbedaan perkembangan antara kedua
jenis seks tidak tampak jelas. Yang nyata kelihatan adalah kecepatan dalam
pertumbuhan jasmaniyah. Pada waktu lahir anak laki-laki lebih besar dari
perempuan, tetapi anak perempuan lebih cepat perkembangannya dan lebih cepat
pula dalam mencapai kedewasaannya dari pada anak laki-laki.
Anak perempuan pada umumnya lebih
cepat mencapai kematangan seksnya kira-kira satu atau dua tahun lebih awal dan
pisiknya juga tampak lebih cepat besar dari pada anak laki-laki. Hal ini jelasa
pada anak umur 9 sampai 12 tahun.
Kelenjar-kelenjar
Hasil penelitian di lapangan indoktrinologi
(kelenjar buntu) menunjukkan adanya peranan penting dari sementara
kelenjar-kelenjar buntu ini dalam pertumbuhan jasmani dan rohani dan jelas
pengaruhnya terhadap perkembangan anak sebelum dan sesudah dilahirkan.
Kebangsaan (ras)
Anak-anak dari ras Meditarian (Lautan
tengah) tumbuh lebih cepat dari anak-anak eropa sebelah timur. Amak-anak negro
dan Indian pertumbuhannya tidak terlalu cepat dibandingkan dengan ank-anak
kulit putih dan kuning.
Posisi dalam keluarga
Kedudukan anak dalam keluarga merupakan
keadaan yang dapat mempengaruhi perkembangan. Anak kedua, ketiga, dan
sebagainya pada umumnya perkembangannya lebih cepat dari anak yang pertama.
Anak bungsu biasanya karena dimanja perkembangannya lebih lambat.
Dalam hal ini anak tunggal biasanya
perkembangan mentalitasnya cepat, karena pengaruh pergaulan dengan orang-orang
dewasa lebih besar.
Makanan
Pada tiap-tiap usia terutama pada
usia yang sangat muda, makanan merupakan faktor yang penting peranannya dalam
pertumbuhan dan perkembangan. Bukan saja makanannya, tetapi isinya yang cukup
banyak mengandung gizi yang terdiri dari pelbagai vitamin. Kekurangan
gizi/vitamin dapat menyebabkan gigi runtuh, penyakit kulit dan lain-lain
penyakit.
Luka dan penyakit
Luka dan penyakit jelas pengaruhnya
kepada perkembangan, meskipun terkadang hanya sedikit dan hanya menyangkut
perkembangan fisik saja.
Hawa dan sinar
Hawa dan sinar pada tahun-tahun
pertama merupakan faktor yang penting. Terdapat perbedaan antara anak-anak yang
kondisi lingkungannya baik dan yang buruk.
Kultur (budaya)
Penyelidikan Dennis di kalangan
orang-orang Amerika dan Indiana menunjukan bahwa sifat pertumbuhan anak-anak
bayi dari kedua macam kultur adalah sama. Ini menguatkan pendapat bahwa
sifat-sifat anak bayi itu adalah universal dan bahwa budayalah yang kemudian
merubah sejumlah dasar-dasar tingkah laku anak dalam proses perkembangannya.
Yang termasuk faktor budaya disini selain budaya masyarakat juga di dalamnya
termasuk pendidikan, agama, dsb.
Elizabeth B. Hurlock juga mengemukakan
beberapa hal yang menjadi penyebab terjadinya perkembangan (Cause of
Development) yaitu:
Kematangan (Maturation)
Perkembangan fisik dan mental adalah
sebagian besar akibat dari pada kodrat yang telah menjadi bawaan dan juga dari
pada latihan dan pengalaman si anak. Kodra ini diperoleh dari turunan
perkembangan (Heredity Endownment) dan menimbulkan pertumbuhan yang terlihat,
meskipun tanpa dipengaruhi oleh sebab-sebab nyata dari lingkungan.
Pertumbuhan karena kodrat terkadang
timbulnya secara sekonyongkonyong. Rambut tumbuh di muka, suara berubah dengan
tiba-tiba. Sikapnya terpengaruh antara lain terhadap seks lain, yang berkembang
menjadi kegila-gilaan gadis atau kegila-gilaan pemuda sebagai kebalikan dari
kebencian yang ditujukan pada masa sebelumnya (Masa Pueral).
Pada anak-anak sering terlihat,
tiba-tiba anak itu dapat berdiri, berbicara, dan sebagainya yang terkadang
setelah seseorang berpendapat bahwea anak-anak itu sangat terbelakang dalam
pekembangannya.
Belajar dan latihan (Learning)
Sebab terjadinya perkembangan yang
kedua adalah dengan melalui proses belajar atau dengan latihan. Disini terutama
termasuk usaha anak sendiri baik dengan atau tidak dengan melalui bantuan orang
dewasa.
Kombinasi kematangan dan belajar
(Interaction of Maturation and Learning)
Kedua sebab kematangan dan belajar
atau altihan itu tidak berlangsung sendiri-sendiri, tetapi bersama-sama, bantu
membantu. Biasanya melalui suatu latihan yang tepat dan terarah dapat
menghasilkan perkembangan yang maksimum, tetapi terkadang meskipun bentuan kuat
dan usahanya efektif tidak berhasil seperti yang diharapkan, jika batas
perkembangannya lekas tercapai atau daya berkembangnya sangat terbatas.
Kematangan selain berfungsi sebagai
pemberi bahan mentah yang berupa potensi-potensi yang siap untuk
dilatih/dikembangkan juga sebagai penentu batas atau kualitas perkembangan yang
akan terjadi. Kematangan itu dalam periode perkembangan tidak hanya dicapai
setelah lahir, tetapi sebelum lahir juga ada kematangan; bedanya ialah bahwa
kematangan dalam masa sebelum lahir hanya dipengaruhi kodrat dan tidak
memerlukan latihan.
Kematangan suatu sifat sangat penting
bagi seorang pengasuh atau pendidik untuk mengetahuinya, karena pada tingkat
itulah si anak akan memberikan reaksi yang sebaik-baiknya terhadap semua usaha
bimbingan atau pendidikan yang sesuai bagi mereka.
Telah banyak percobaan-percobaan
diadakan untuk mengetahui sampai dimana seorang anak dapat berkembang hanya
atas dasar kodrat dan sejauh mana atas dasar pengajaran/pengalaman. Hasilnya
antara lain:
1. Pada tahun-tahun pertama “kematangan”
ini penting karena memungkinkan pengajaran/pelatihan.
2. Dalam hal perkembangan phylogenetic tidak
terdapat perbedaan di antaraanak kembar dan anak yang berbeda rasnya (Nego dan
Amreika misalnya).
3. Berlangsungnya secara bersama-sama
antara pertumbuhan kodrat (kematangan) dengan pengajaran/latihan adalah sangat
menguntungkan bagi perkembangan anak.
HUKUM-HUKUM PERKEMBANGAN
Perkembangan fisik dan mental
disamping dipengrauhi oleh factor-faktor tersbut diatas, juga perkembangan itu
berlangsung menurut hukkum-hukum tertentu.
Adapun hukum-hukum perkembangan
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Hukum Konvergensi
Hukum Konvergensi ini menekankan
kepada pengaruh gabungan antara pembawaaan dan lingkungan. Tokoh yang berpendapat
demikian adalah Willian Stern yang menyatakan bahwa pertumbuhan dan
perkembangan itu adalah hasil pengaruh bersama kedua unsur pembawaan dan
lingkungan. Kedua pengaruh tersebut dapat dimisalkan Dari gambar di atas dapat
dilihat adanya Saling pengaruh kedua faktor pembawaan dan lingkungan.
2. Hukum Mempertahankan dan
Mengembangkan Diri
Sebagai makhluk hidup,
manusia mempunyai dorongan/.hasrat untuk mempertahankan diri. Hal ini terwujud
pada usaha makan ketika lapar, menyelanatkan diri apabila ada bahaya.
Pada anak kecil usaha ini diwujudkan
dengan menangis, apabila lapar, haus, rasa tidak enak badan, dan sebagainya,
kemudian si ibu akan tanggap dengan tanda-tanda tersebut.
Dari usaha untuk memepertahankan diri
berlanjut menjadi usaha untuk mengembangkan diri.
Pada anak-anak biasanya terlihat rasa
ingin tahunya itu besar sekali, sehingga ank-anak tidak hentin-hentinya
bertanya mengenai suatu hal dan dirinya akan merasa senang apabila dunianya
diisi dengan berbagai pengalaman dan pengetahuan yang didapat dari
sekelilingnya. Melalui kegiatan bermain, berkumpul dengan teman, bercerita dan
sebagainya itu dapat dianggap sebagai dorongan untuk mengembangkan diri.
3. Hukum Masa Peka
Masa peka ialah masanya
suatu fungsi mudah/peka untuk dikembangkan. Masa peka merupakan masa yang
terjadi nya dalam perkembangan pada saat-saat tertentu. Misalnya anak usia satu
sampai dua tahun yang mengalami masa peka untuk berbicara dan meniru sehingga
apa yang diajarkan mudah diikuti dan berhasil dengan baik.
4. Hukum Kesatuan Organis
Yang dimaksud dengan
hukum kesatuan organis disini adalah bahwa berkembangnya fungsi fisik maupun
mental psikologis pada diri manusia itu tidk berkembang lepas satu sama lainnya
tetapi merupakan suatu kesatuan.
5. Hukum Rekapitulasi
Merupakan pengulangan
ringkasan dari kehidupan suatu bangsa yang berlangsung secara lambat selama
berabd-abad. Dengan hokum ini berarti perkembangan jiwa anak itu merupakan
ulangan dan adanya persamaan dengan kehidupan sebelumnya (yang dilakukan oleh
nenek moyang)
Dapat dibagi dalam beberapa masa:
a) Masa berburu dan menyamun
Anak usia sekitar 8 tahun senang
bermain kejar-kejaran, perang-perangan, menangkap binatang (capung, kupu-kupu,
dsb)
b) Masa mengembala
Anak usia sepuluh tahun senang
memelihara binatang seperti ayam, kucing, burung, anjing, dsb.
c) Masa bercocok tanam
Masa ini dialami oleh anak sekitar
umur dua belas tahun, dengan tanda-tanda sengan berkebun, menyiram bunga.
d) Masa berdagang
Anak senang bermain jual-jualan,
tukar menukar foto, perangko, berkiriman surat dengan teman-teman maupun
sahabat pena.
6. Hukum Tempo Perkembangan
Ialah bahwa tiap anak
mempunyai tempo kecepatan dalam perkembangannya sendiri-sendiri. Ada anak yang
perkembangannya lebih cepat dari anak lainnya.
7. Hukum Irama Perkembangan
Berlaku terhadap perkembangan
setiap orang baik menyangkut perkembangan jasmani maupun rohani. Hal ini
berlangsung silih berganti, terkadang teratur, terkadang juga tidak. Adakalanya
tenang, adakalanya goncang, tergantung dari irama perkembangan masing-masing
individu tersebut.
Pada umur tiga sampai
lima tahun seorang anak biasanya mengalami irama goncangan sehingga sukar
diatur, suka membangkang, tetapi setelah itu anak bisa tenang kembali.
B. Pengertian Dan Perkembangan Fisik
Masa Dewasa Awal
Masa dewasa dini juga bisa disebut
pula dengan ialah “adult” yang berasal dari kata kerja latin, seperti
juga istilah “adolescence- adolescere” yang berarti tumbuh menjadi kedewasaan.
Akan tetapi kata adult berasal dari bentuk lampau partisipel dari kata kerja
adultus yang berarti “telah tumbuh menjadi kekuatan dan ukuran yang sempurna.”
Atau “telah menjadi dewasa” oleh karena itu, orang dewasa adalah individu yang
telah menyelesaikan pertumbuhannya dan siap menerima kedudukan dalam masyarakat
bersama dengan orang dewasa lainnya.
Setiap kebudayaan membuat perbedaan
usia kapan seseorang mencapai status dewasa secara resmi. Pada sebagian besar
kebudayaan kuno, kasus ini ercapai apabila pertumbuan pubertas sudah selesai
atau hampir selesai dan apabila organ kelamin anak telah berkembang dan mampu
berproduksi.belum lama ini dalam kebudayaan amerika seorang anak belum resmi
dianggap dewasa kalau ia belum mencapai usia 21 tahun.
Sekarang umur 18 tahun merupakan umur
dimana seseorang dianggap dewasa secaara syah. Dengan meningkatnya lamanya hidup
atau panjangnya usia rata-rata yang maka masa dewasa sekarang mencakup waktu
yang paling lama dalam rentang hidup.
Selama masa dewasa yang panjang ini,
perubahan-perubahan fisik dan psikologi terjadi pada waktu- waktu yang dapat
dimalkan seperti masa kanak-kanak dan masa remaja, yang juga mencakup periode
yang cukup lama- saat terjadinya perubahan-perubahan fisik dan psikologis
tertentu , masa dewasa biasanya dibagi berdasarkan periode yang menunjuk pada
perubahan-perubahan tersebut, bersama dengan penyesuaian diri dan
tekanan-tekanan berdaya serta harapan-harapan yang timbul akibat
perubahan-perubahan tersebut.
Berikut ini pembangian dari masa
dewasa dini ialah;
1. Masa
dewasa awal
Masa dewasa ini dimulai pada umur 18
tahun sampai kira-kra umur 40 tahun, saat perubahan-perubahan fisik dan
psikologis yang menyertia berkurangnya kemampuan reproduktif.
2. Masa
dewasa madya
Masa dewasa madya, masa ini simulai
pada umur 40 tahun sampai pasa umur 60 tahun, yakni saat baik menurunnya
kemampuan fisik dan psikologis yang jelas Nampak pada setiaap orang.
3. Masa
dewasa lanjut (usia lanjut)
Masa dewasa lanjut – senescence, atau
usia lanjut dimulai pad umur 60 tahun samapai kematian. Pada waktu ini baik
kemampuan fisik maupun psikologsi cepaat menurun. Tetapi teknik pengobatan
modern serta upaya dalam hal berpakaian dan dandanan, memungkinkan pria dan
wanita berpenampilan, bertindak dan berperasaan seperti kala mereka masih muda.
Perlu diingat bahwa pembagian ini
tidak mutlak dan ketat. Pembagian ini hanya menunjukkan umur rata-rata pria dan
wanita mulai menunjukkan perubahan-perubahan dalam penampilan, minat, sikap dan
perilaku yang karena tekanan-tekanan lingkungan tertentu dalam kebudayaan akan
menimbulkan masalah-masalah penyesuaian diri dan tidak dapat tidak harus
dihadapi setiap orang dewasa. Sebagaimana ditekankan oleh “gould” usia yang
tepat saat perubahan-perubahan itu terjadi adalah produk dari kepribadian gaya
hidup dan sub-budaya total seorang individu.
1.b Perkembangan Fisik Dewasa Dini
Sebagai seorang individu yang
tergolong sudah dewasa, peran dan tanggung jawabnya tentu semakin bertambah
besar. Segala urusan ataupun masalah yang dialami dalam hidupnya sedapat
mungkin akan ditangani sendiri tanpa bantuan orang lain, termasuk orang tua. Secara
fisik, seorang dewasa muda (young adulthood) menampilkan profil yang sempurna
dalam arti bahwa pertumbuhan dan perkembangan aspek-aspek fisiologis telah
mencapai posisi puncak. Mereka mamiliki daya tahan dan taraf kesehatan yang
prima sehingga dalam melakukan berbagai kegiatan tampak inisiatif, kreatif,
energik, cepat dan proaktif. Dilihat dari aspek perkembangan fisik, pada awal
masa dewasa kemampuan fisik mencapai puncaknya, dan sekaligus mengalami
penurunan selama periode ini.
a. Kesehatan Badan
Bagi kebanyakan orang, awal masa
dewasa ditandai dengan memuncaknya kemampuan dan kesehatan fisik. Mulai dari
sekitar usia 18 hingga 25 tahun., individu mamiliki kekuatan yang terbesar,
gerak-gerak reflek mereka sangat cepat. Lebih dari itu kemampuan reproduktif
mereka berada dalam tingkat yang paling tinggi. Meskipun pada awal masa dewasa
kondisi kesehatan fisik mencapai puncak-puncaknya, namun selama periode ini
penurunan keadaan fisik juga terjadi. Sejak usia 25 tahun, perubahan-perubahan
fisik mulai terlihat. Secara berangsur-angsur kekuatan fisik mengalami
kemunduran, sehingga lebih mudah terserang penyakit.
Bagi wanita perubahan biologis yang
utama terjadi selama masa pertengahan dewasa adalah perubahan dalam hal
kemampuan reproduktif, yakni mulai mengalami menopause atau berhentinya
menstruasi dan hilangnya kesuburan. Bagi laki-laki, proses penuaan selama masa
pertengahan dewasa tidak begitu kentara, karena tidak ada tanda-tanda
fisiologis dari peningkatan usia seperti berhentinya haid pada perempuan. Lebih
dari itu laki-laki tetap subur dan mampu menjadi ayah anak-anak sampai memasuki
usia tua. Hanya beberapa kemunduran fisik juga terjadi secara berangsur-angsur,
seperti berkurangnya produksi air mani dan frekuensi orgasme yang cenderung
merosot.
b. Perkembangan Sensori
Pada awal masa dewasa, penurunan
fungsi penglihatan dan pendengaran mungkin belum begitu kentara. Akan tetapi,
pada masa dewasa tengah perubahan-perubahan dalam penglihatan dan pendengaran
merupakan dua perubahan fisik yang menonjol. Pendengaran mengalami penurunan
ketika berusia 40 tahun. Penurunan dalam hal pendengaran ini labih terlihat
pada sensitivitas terhadap nada tinggi. Dalam hal penurunan sensitivitas
terhadap nada tinggi ini, terdapat perbedaan jenis kelamin, yakni laki-laki biasanya
kehilangan sensitivitasnya terhadap nada tinggi lebih awal dibandingkan
perempuan. Perbedaan jenis kelamin ini mungkin lebih disebabkan oleh pengaruh
pengalaman laki-laki terhadap suara gaduh dalam pekerjaan sehari-hari, seperti
pertambangan, pembangkelan, dan sebagainya.
c. Perkembangan
Otak
Mulai masa dewasa awal, sel-sel otak
juga berangsur-angsur berkurang. Tetapi, perkembangbiakan koneksi neural
(neural conection), khususnya bagi orang-orang yang tetap aktif, membantu
mengganti sel-sel yang hilang. Hal ini membantu menjelaskan pendapat umum bahwa
orang dewasa yang tetap aktif, baik secara fisik, seksual, maupun secara
mental, menyimpan lebih banyak kapasitas mereka untuk melakukan aktivitas
demikian pada tahun-tahun selanjutnya.
2. Perkembangan
Kognitif
Masa perkembangan dewasa muda (young
adulthood) ditandai dengan keinginan mengaktualisasikan segala ide pemikiran
yang dimatangkan selama mengikuti pendidikan tinggi (universitas/akademik).
Ketika memasuki dewasa muda, biasanya individu telah mencapai penguasaan ilmu
pengetahuan dan keterampilan yang matang. Dengan modal itu, seorang individu
akan siap untuk menerapkan keahlian tersebut ke dunia pekerjaan. Dengan
demikian, individu akan mampu memecahkan masalah secara sistematis dan mampu
mengembangkan daya inisiatif-kreatifnya sehingga ia akan memperoleh
pengalaman-pengalaman baru. Dengan pengalaman tersebut, akan semakin
mematangkan kualitas mentalnya.[4]
a. Perkembangan
pemikiran postformal
Pemikiran remaja berada pada tahap
operasional formal-tahap kemampuan berfikir secara abstrak dan hipotesi. Tipe
pemikiran ini dimulai sekitar usia 11 tahun, tetapi tidak berkembang secara
penuh sampai berakhirnya masa remaja. Karena itu, piaget percaya bahwa seorang
remaja dan seorang dewasa memiliki cara berpikir yang sama. Akan tetapi, para
pengkritik piaget menunjukkan bahwa kesimpulan piaget tersebut tidak dapat
diterpkan pada kebudayaan-kebudayaan lain, sebab ditemukan banyak anak remaja
tidak menggunakan pemikiran operasional formal. Bahwa sejumlah ahli
perkembangan percaya bahwa baru masa dewasa lah individu menata pemikiran
operasional foramal mereka.
Gisela Labouvie-Vief menyatakan bahwa
pemikiran dewasa muda menunjukkan suatu perubahan yang signifikan. Ia percaya
bahwa masyarakat kita yang kompleks memiliki pertimbangan-pertimbangan yang
praktis bahkan mengubah bentuk logika kaum muda yang idealis. Karena itu,
pemikiran orang dewasa muda menjadi lebihkonkrit dan pragmatis, sesuatu yang
dikatakan Labouvie- Vief sebagai tanda kedewasaan. Dengam demikian, kemampuan
kognitif terus berkembang selama masa dewasa. Akan tetapi bagaimana pun tidak
semua perubahan kognitif pada masa dewasa tersebut yang mengarah pada
peningkatan potensi. Bahkan kadang-kadang beberapa potensi mengalami
kemerosotan seiring dengan perkembangan usia.
b. Minat-minat dewasa
dini: hal-hal perubahan-perubahan minat
1.
Proses perubahan minat
Proses perubahan minat secara umum,
terjadi hampir sepanjang garis kehidupan. Perubahan-perubahan minat dalam
proses itu dapat disebabkan oleh perubahan pola kehidupan, perubahan tugas, dan
tanggung jawab dan perubahan status. Pola kehidupan orang dewasa dapat pula
terjadi perubahan minat baik berupa perubahan jumlah apa yang diminati,
pergantian pengutamaan, minat bahkan tumbuhnya minat baru.
Pola kehidupan remaja cenderung
diwarnai oleh pergaulan dalam kelompok. Karena itu minat mereka pun cenderung
pada minat-minat yang dapat dilakuakn bersama-sama, semisal pesiar, camping,
dan semacamnya. Serta benda-benda yang dapat menunjang kegiatan, seperti
mobil/motor, dan pakaian yang sesuai dengan selerakelompok. Dalam masa dewasa
awal, lebih cenderung diwarnai oleh kehidupan keluarga. Karena itu minat dalam
masa dewasa lebih ditekankan pada hal-hal yang menunjang kehidupan keluarga
seperti uang dan rumah.
Proses pembentukan pola minat terjadi
selama masa dewasa. Jenis-jenis minat yang terdapat dalam masa dewasaawal itun
selalu dopraktekkan dalam prosesnya. Jika minat-minat tadi dalam prakteknya
ternyata memuaskan individu yang bersangkutan maka minat itu akan cenderung
akan diulangi. Pengulangan-pengulangan minat, lama kelamaan akan terbentuk
menjadi pola minat. Jika pola minat tersebut telah menetap, maka dapat
diramalkan itulah pola minat yang dibawah individu dalam masa tua kelak.
Proses penstabilan minat-minat sangat
erat bersangkutan dengan menetapnya kesukaan dan ketaksukaan individu.
Berdasarkan hasil-hasil penelitian, para ahli sepakat bahwa dengan bertambahnya
usia, proses kesukaan dan ketaksukaan cenderung untuk menetap dan diperkuat.
Kesukaan-kesukaan itu sendiri berpengaruh positif bagi penentuan minat-minat
individu. Karena itu secara logis, ada kecenderungan minat-minat individu akan
menjadi sangat stabil sejalan dengan pertumbuhan individu yang menua.
2. Pola
perubahan minat
Ada tiga pola perubahan minat, yaitu:
1)
Terjadi pengurangan jumlah yang diminati seseorang sejalan dengan pertambahan
usia, dan kurang pindahan dari minat lain.
2)
Terjadi pergantian tentang minat apa yang diutamakan, dan sedikit timbulnya minat-minat
baru.
3)
Dapat terjadi penguatan minat-minat baru jika lingkungan “memaksa” dan
sifat-sifat minat baru itu tidak sekelompok dengan minat-minat yang telah
dimantapkan sebelumnya.
Ragam minat dewasa awal.
Berdasarkan penelitian para ahli,
minat-minat yang sangat beragam jumlahnya itu dapat juga diidentifikasi
berdasarkan banyaknya jumlah orang yang mengalaminya dan kedududkannya minat
yang bersangkutan bagi banyak orang, minat-minat dimnaksud terdiri atas
minat-minat: penampkan atau penampilan pisis, pakaian dan perhiasan, pemilikan
benda-benda, uang dan agama.
Perkembangan Psikososial
Sebagian besar golongan dewasa muda
telah menyelesaikan pendidikan sampai taraf universitas dan kemudian mereka
segera memasuki jenjang karier dalam pekerjaannya. Kehidupan psikososial dewasa
muda makin kompleks dibandingkan dengan masa remaja karena selain bekerja,
mereka akan memasuki kehidupan pernikahan, membentuk keluarga baru, memelihara
anak-anak, dan tetap harus memperhatikan orang tua yang semakin tua.
Hubungan orang tua dan anak
a.
Keadaan keluarga dan pencapaian status dewasa
1)
Pencapaian perkembangan kepribadian dan adjustment social para pemuda pemudi
lebih berhubungan dengan dan dipengaruhi oleh keadaan taraf pemuasan kebutuhan
psikologis yang penting dalam keluarga, kerapian, besar keluarga, dan
keteraturan rumah dan kecermatan orang tua.
2)
Dalam kehidupan pemuda pemudi dalam keluarga mereka sering kali mengalami
kesulitan-kesulitan dalam usahanya mencapai kedewasaan. Kesulitan-kesulitan itu
sebagian timbul dan berhubungan dengan suasana keluarga dan sebagian lagi
karena penyadaran pemuda-pemudi terhadap status sosialnya.
3)
Keluarga yang baik bagi pemuda-pemudia adalah keluarga yang tidak saja member
dan membangun kesadaran pemuda-pemudi sebagai insan yang dikasihi, tetapi juga
melatih pemuda-pemudi itu supaya dapat mencapai status dewasa dengan mengikut
sertakan pemuda –pemudi itu dalam kegiatan-kegiatan keluarga.
b.
Keadaan keluarga dan relasi orang tua dengan anak
Relasi antara orang tua dengan anak
dipengaruhi dan ditentukan pula oleh sikap orang tua itu terhadap pemuda-pemudi
(internal) dan keadaan eksternal (lahiriah) keluarga. Berikut ini berbagai
sikap orang tua terhadap pemuda pemudi;
Ø Sikap yang berhubungan dengan
afeksi dan dominasi.
1.
Afeksi yang berlebih-lebihan akan mengakibatkan orang tua bersikap;
a). over-prosesive, yaitu sikap orang
tua yang ingin menguasai anak-anaknya.
b). over-indulgent, yaitu sikap orang
tua yang memanjakan dan menuruti kehendak anaknya.
2.
Afeksi yang mengakibatkan orang tua bersikap sebagai berikut;
-
Acuh tak acuh kepada anak mereka.
-
Sering menggoda anak dengan mencemoohkan atau mengejek anak dengan menonjolkan
cacat-cacat dan kelemahan anak.
3. Afeksi
atau kasih sayang yang didasari oleh rasa persahabatan yang sewajarnya antara
orang tua dengan anak didik.
Ø Sikap-sikap orang tua yang
berhubungan dengan ambisi dan minat
I.
Sikap
orang tua yang mengutamakan sukses social.
II.
Sikap
yang mementingkan milik keduniawian
III.
Sikap
yang mementingkan suasana keagamaan.
IV.
Siap
yang mengutamakan nilai-nilai artistik, kesusastraan dan sebagainya.
4. Ciri-ciri Dewasa
Awal
Dalam psikologi Islam dewasa dini
disebut fase taklif, fase dimana seorang telah menjadi manusia dewasa telah
dikenal sebagai ‘abdullah dan sebagai khalifah dibumi, dalam proses menjadi
pribadi yang berkualitas. Fase ini akan dapat dijalani oleh seseorang dengan
baik bila dalam fase-fase sebelumnya telah mempersiapkan diri agar peran
‘abdullah dapat optimal, mampu berfikir bersifat tauhidik, memahami dan
menjalankan perintah-perintah Allah dan hukum-hukum Allah dengan baik.
Masa dewasa memiliki ciri sebagai
berikut:
1) Usia Reproduktif
Bagi sebagian besar orang-orang
dewasa muda, menjadi oarang tua atau sebagai ayah atau ibu merupakan satu
diantara peranannya yang sangat penting dalam hidupnya. Apabila seseorang telah
mulai memasuki hidup berumah tangga dalam akhir masa remaja, maka orang dewasa
yang bersangkutan mempersiapkan diri mengambil peranannya sebagai orang dewasa
sejak usia dua puluh-an sampai akhir usia tiga puluh-an. Mengambil peran dalam
hal ini, khusus dalam hal melahirkan dan membesarkan anak-anak mereka, karena
“produktivitas” atau kesuburan yang dimanfaatkan dengan cepat (akhir masa remaja),
maka banyak diantara orang dewasa ini yang telah memiliki cucu sebelum mereka
mengakhiri masa dewasa awal.
Adapula beberapa orang dewasa awal
yang tidak kawin sampai mereka menyelesaikan pendidikan dan memulai karir
mereka dalam satu lapangan tertentu. Banyak diantara dewasa awal memainkan
peranan keorangtuaan (dalam arti melahirkan) berlanjut terus sampai dalam masa
dewasa menengah atau setengah baya. Akan tetapi, tingkat kesuburan dan
kemampuan reproduktif telah jarang terjadi bagi wanita dalam usia lebih dari 40
tahun.
2) Usia Memantapkan Letak
Kedudukan
Kalau masa anak-anak dan masa remaja
disebut sebagai masa pertumbuhan atau “growing up”, maka masa dewasa merupakan
usia pemantapan letak kedudukan atau “setting down age”. Dengan pemantapan kedudukan
(settles down)-nya, seseorang berkembang pola hidupnya secara individual, yang
mana dapat menjadi ciri khas seseorang sampai akhir hayat. Banyak pula situasi
yang membutuhkan perubahan-perubahan dalam pola hidup tersebut dalam masa
setengah baya atau masa tua, yang dapat menimbulkan kesukaran dan
gangguan-gangguan emosi bagi orang-orang yang bersangkutan.
Dalam pertengahan usia tiga puluh-an,
rata-rata individu telah memiliki kemantapan dalam pola-pola hidup, dengan
sedikit perubahan-perubahan kecil, yang dijadikan latar sandaran dalam hidup
sebagai orang dewasa. Banyak pula orang dewasa yang tidak membutuhkan waktu
lama untuk mendapatkan kemantapan kedudukan. Banyak orang yang setelah mencapai
kematangan, lengsung memasuki hidup perkawinan, memperoleh kemantapan diri
dalam suatu lapangan kerja yang dapat menjamin kelangsungan hidup ekonomis
sampai akhir hayat.
3) Usia Banyak Masalah
Dalam masa dewasa awal banyak
persoalan yang baru dialami. Persoalan-persoalan itu berbeda dengan persoalan
yang pernah dialami dalam masa-masa kanak-kanak mereka. Beberapa diantara
persoalan tersebut merupakan kelanjutan atau pengembangan persoalan yang
dialami dalam masa remaja akhir.
Setelah seseorang dewasa awal
menyelesaikan pendidikan sekolah mereka, maka menghadang pula persoalan yang
berhubungan dengan pekerjaan dan jabatan. Kompleknya persoalan pekerjaan ini,
disebabkan oleh faktor-faktor yang berhubungan dengan intern individu itu
sendiri, faktor-faktor lingkungan sosial termasuk orang tua, faktor kesempatan
kerja dan lapangan kerja yang tersedia. Faktor-faktor intern yang meliputi
ciri-ciri pribadi, sikap, kemampuan dan keterampilan-keterampilan khusus
tertentu haruslah dimiliki oleh seseorang untuk dapat memasuki suatu lapangan
pekerjaan tertentu.
4) Usia Tegang Dalam Hal
Emosi
Ketegangan-ketegangan emosi yang
terjadi dalam masa dewasa awal, terutama sering dialami dalam parohan awal masa
ini. Banyak diantara dewasa muda ini mengalami ketegangan emosi yang
berhubungan dengan persoalan-persoalan yang dialaminya seperti persoalan
jabatan, perkawinan, keuangan, dan sebagainya. Ketegangan emosi yang timbul itu
bertingkat-tingkat pula selaras dengan intensitas persoalan yang dihadapinya
dan sejauh mana seseorang dapat mengatasi persoalan-persoalan yang dihadapi tersebut.
Menurut Robert J.Havighurts dalam
bukunya, “Human Development and Education”, bahwa seseorang dalam usia awal
atau pertengahan tiga puluhan akan dapat memecahkan persoalan-persoalan serta
cukup dapat mengendapkan ketegangan emosinya, sehingga seseorang dapat mencapai
emosi yang stabil atau kalem.
Akan tetapi, apabila seseorang dewasa
awal memiliki harapan yang terlalu tinggi, dapat menyebabkan harus “ mendaki”
dengan sekuat tenaga untuk mencapai harapan-harapannya itu. Kebudayaan
lingkungan sekitar tempat hidup orang dewasa, dapat juga menunjang timbulnya
ketegangan-ketegangan emosional yang dialami individu dewasa yang bersangkutan.
Ketegangan emosi sering kali
dinampakkan dalam ketakutan-ketakutan atau kekhawatiran-kekhawatiran. Kekuatan
atau kekhawatiran yang timbul itu pada umumnya bergantung pada ketercapaian
penyesuaian terhadap persoalan-persoalan yang dihadapi pada suatu saat
tertentu, dan sejauh mana sukses atau kegagalan yang dialami dalam pergumulan
persoalan.[9]
5. Masa Dewasa Awal
dan Tugas-tugas Perkembangannya
Fase perkembangan saat seoarang
remaja memasuki masa dewasa, yakni antara umur 21 sampai 22 tahun tersebut
dewasa awal (early adulthood). Menurut Havighurst (1953) dalam Andi Mappiare,
tugas-tugas perkembangan fase dewasa awal adalah sebagai berikut:
a.
Memilih teman bergaul (sebagai calon suami astri).
b. Belajar
hidup bersama dengan suami istri.
c. Mulai
hidup dalam keluarga atau hidup berkeluarga.
d.
Belajar mengasuh anak-anak.
e. Mengelola
rumah.
f. Mulai
bekerja dalam suatu jabatan.
g. Mulai
bertanggung jawab sebagai warga negara secara layak.
h.
Memperoleh kelompok sosial yang seirama dengan nilai-nilai pahamnya.
5.a Penunjang Penguasaan Tugas-tugas
Perkembangan
Penguasaan tugas-tugas perkembangan
dalam dewasa awal, memang didasari adanya penguasaan tugas-tugas perkembangan
dalam masa remaja dan masa-masa kehidupan sebelumnya. Secara umum, sesuai
dengan tingkat perkembangan yang dicapai dalam masa dewasa awal, factor
penunjang itu bersumber dari dicapainya dari puncak kekuatan fisik dan mental
dalam masa ini. Beberapa factor yang sangat penting dalam menunjang penyesuaian
terhadap tugas-tugas perkembangan itu meliputi efisien fisik, kemampuan
motorik, dan kemampuan mental.
5.b Penghambat-penghambat Dalam
Menguasai Tugas Perkembangan
Ada banyak penghambat dalam usaha
menguasai tugas-tugas perkembangan. Khusus dalam masa dewas awal, diantara
penghambat yang sangat penting sehingga menyukarkan penguasaan tugas-tugas perkembangan
adalah latihan yang tak berkesinambungan, adanya perlindungan yang
berlebihan-lebihan, adanya perpanjangan pengaruh per group dan
aspirasi-aspirasi yang tak realisyis.
Latihan yang tak berkesinambungan
sebagai salah satu penghambat penguasaan tugas-tugas perkembangan dewasa awal,
berhubungan erat dengan pengalaman-pengalaman belajar dan latihan masa lalu.
Ada individu yang di masa kanak-kanaknya tidak mengalami latihan secara
kontinyu dalam hal berpikir dan berbuat, sehingga perilaku dalam pubertas dan
masa remaja Nampak kurang atau terpolakan secara memadai.
Sikap bergantung yang dimiliki
individu hasil pendidikan yang terlalu melindungi dari orang tua dan
kakak-kakaknya, merupakan satu diantara factor penghambat langsung bagi
pelaksanaan tugas-tugas perkembangan individu yang bersangkutan. Orang dewasa
awal yang mempunyai sikap bergantung sangat sukar mengambil keputusan sendiri.
Semua keputusan yang harus dibuatnya tidak akan jadi-jadi. Orang tualah yang
membuat keputusan baginya. Jika tugas-tugas perkembangan masa remaja dan masa
dewasa awal dalah sama, maka adanya perpanjangan pengaruh itu bukan menjadi
penghambat.
BAB III
C. PENUTUP
1. Masa
dewasa dini juga bisa disebut pula dengan ialah “adult” yang berasal dari kata kerja
latin, seperti juga istilah “adolescence- adolescere” yang berarti tumbuh
menjadi kedewasaan.
Perkembangan fisik meliputi:
kesehatan badan, perkembangan sensori, dan perkembangan otak.
2.
Perkembangan kognitif meliputi: Perkembangan pemikiran postformal, dan
minat-minat dewasa dini.
3.
Perkembangan psikososial meliputi: Hubungan orang tua dan anak.
4.
Ciri-ciri Dewasa Awal sebagai berikut: Usia Reproduktif, Usia Memantapkan Letak
Kedudukan, Usia Banyak Masalah, dan Usia Tegang Dalam Hal Emosi
5.
Tugas-tugas dewasa awal meliputi: Memilih teman bergaul (sebagai calon suami
astri), Belajar hidup bersama dengan suami istri, Mulai hidup dalam keluarga
atau hidup berkeluarga, Belajar mengasuh anak-anak, Mengelola rumah, Mulai
bekerja dalam suatu jabatan, Mulai bertanggung jawab sebagai warga negara
secara layak, dan Memperoleh kelompok sosial yang seirama dengan nilai-nilai
pahamnya.
Daftar Putaka
Dariyo, Agoes. 2003. Psikologi
Perkembangan Dewasa Muda. Jakarta: Grasindo.
Desmita dan Samsunuwiyati. 2007.
Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Hurlock, Elizabeth B. 1980.
Psikologi Perkembangan. Jakarta: PT. Erlangga.
Mappiare, Andi. 1983. Psikologi Orang
Dewasa. Surabaya: Usaha Nasional.
Nashori, Fuad. 2003. Potensi-Potensi
Manusia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Tohirin. 2005. Psikologi Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam (Edisi Revisi). Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Komentar
Posting Komentar